Modul Tinjauan Seni
TINJAUAN SENI
Oleh : Tatin Ro’aita Setyaningtyas. S.Pd Gr.
Konsep Dasar
Seni
1. Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolahkonseptitik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur,dan pencahayaan dengan acuan estetika
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga
kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu
kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara
kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di
dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan
dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik
kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian
menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni
rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui
pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.Seni rupa
merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam
berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan
imajinasi.
Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan
bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil
dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau
bahan seni di dunia juga tidak terbatas).Dalam berkarya seni, tidak pernah ada
kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah
diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini
adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai
dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika
belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni
saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan
bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang
bermanfaat.
a. Karya
Seni Rupa Anak-Anak
Pengertian
seni bagi anak usia dini pada dasarnya adalah permainan yang memberikan
kesenangan batin (rohani) , baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang
menikmatinya. Para pendidik harus memperhatikan kegiatan bermain yang dilakukan
anak anak, karena permainan merupakan kegiatan jasmani dan rohani yang dapat
membentuk sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap mental,
emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik.
Pertama kali
anak melakukan kegiatan seni senantiasa diawali dengan kegiatan meniru orang
dewasa. Dalam melakukan kegiatan kesenian, tidak selalu anak dilatar belakangi
dengan semangat berkesenian, melainkan lebih didorong oleh bagian dari
permainan. Dengan demikian, pada umumnya anak yang normal pada usia-usia
tertentu suka sekali menggambar. Kepuasan bagi anak berbeda maknanya dengan kepuasan
bagi orang dewasa. Anak-anak mampu mengungkapkan emosinya tanpa batas ke dalam
bentuk yang indah terutama terdapat pada anak-anak yang menjalani perkembangan
normal hingga batas usia tertentu.
Fungsi Karya Seni Rupa Bagi Anak-Anak adalah:
- Seni sebagai Media Bermain
a. Bermain majinasi
b. Permainan ide
c. Permainan fisik
- Seni sebagai Media Berkomunikasi
Tidak setiap anak mempunyai
perkembangan bicara dan mengutarakan pendapatnya secara lisan, oleh karenanya
gambar dapat digunakan sebagai alat untuk mengutarakan pendapat.
- Seni sebagai Ungkapan Rasa
Jika diamati cara kerja anak ketika
menggambar, terdapat 2 gerakan, pertama mengambar dengan spontan, kedua anak
menggambar dengan tenang.
- Seni untuk Mengutarakan Ide, Gagasan, dan
Angan-angan
Keterbatasan kata-kata membuat
perasaan anak semakin sesak karena keinginannya mengutarakan pendapat tidak
diketahui orang lain. Symbol yang muncul dari pikran anak ini ternyata
mempunyai arti yang sangat kompleks mulai keinginan sesuatu, gagasan serta
angan-angaan yang meluap atas benda pujaannya.
b. Karya Seni Rupa Orang Dewasa
2. Pengertian Seni
a. Seni adalah Keindahan :
a. Seni adalah Keindahan :
"Keindahan" adalah istilah
konvensional yang terlalu sederhana untuk mengungkapkan kesadaran yang timbul
dari pengalaman keharuan maknawi macam itu, pengalaman yang sebetulnya penuh
nuansa rumit. Karenanya, kata "keindahan" itu sejak awal memang sulit
dimengerti hanya sebagai "kualitas yang menyenangkan mata dan hati".
Ia lebih kompleks dari sekadar struktur fisik yang bagus. Keindahan adalah keharuan
tanpa alasan atas matahari, angin,
bebauan, tanaman, atau hujan. Keindahan adalah awal dan akhir pemikiran
imajinatif paling brilian. Keindahan adalah saat indera terbuka pada
kaitan-kaitan halus terselubung antar segala; saat imajinasi terbang tinggi tanpa
kehilangan pijakan di bumi.
Pengertian Seni menurut ahli:
- Kahlil Gibran, keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
- Schopenhauer,keindahan dalam arsitektur adalah pernyataan kekuatan bahan bangunan yang memperlihatkan perjuangan melawan gaya grafitasi
- Imanuel Kant, keindahan ada dalam penderitaan yang membahagiaka
- Baumgarten, keindahan adalah kesempurnaan yang ada pada alam
- Aristoteles, keindahan terdapat dalam kesantaian
Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima. Ketika engkau menemukan Keindahan, engkau akan merasakan tangan-tangan yang ada dalam jiwamu digerakkan untuk membawa keindahan ke dalam relung hatimu. Itulah keagungan yang merupakan perpaduan penderitaan dan kebahagian; yang tak terlihat yang bisa engkau lihat dan ketidakjelasan yang bisa engkau mengerti; dan kesunyian yang bisa engkau dengar - itulah tersuci dari yang tersuci yang bermula didalam dirimu sendiri dan berakhir dengan sangat luas melebihi imajinasi duniawimu. Keindahan adalah keselarasan antara sukacita dan dukacita yang bermula dari hati kita tersuci dari yang tersuci diluar wilayah imajinasi kita.
Seni adalah Ekspresi merupakan proses ungkapan emosi atau perasaan di
dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan
melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa adalah garis, bidang dan
warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan lakon.
Manusia adalah makhluk sosial sekaligus
sebagai individu. Untuk itu manusia mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi
juga berekspresi untuk mengungkap perasaan, pendapat, tanggapan, sikap serta
pengalaman batinnya. Salah satu media untuk berkomunikasi dan berkreasi itu
adalah seni.
3. Pengertian Seni Menurut Beberapa Ahli
3. Pengertian Seni Menurut Beberapa Ahli
Berikut ini
beberapa pengertian seni yang dikemukakan oleh para tokoh / seniman :
a.
Pengertian seni yang menekankan pada kegiatan rohani dikemukakan oleh Akhdiat
Kartamiharja. Menurut Akhdiat, seni adalah
kegiatan psikis (rohani)manusia yang merefleksi
kenyataan (realitas). Hal tersebut terjadi karena bentuk dan
isi karya tersebut memiliki daya untuk membangkitkan atau
menggugah pengalaman tertentu dalam alam psikis (rohani) penikmat atau
apresiator. Bila ditelaah, pengertian tersebut menunjukkan peranan
jiwa (seniman) dalam proses berkarya seni dan karya seni itu sendiri.
Seniman yang berkarya hanya dengan menggerakkan anggota tubuhnya saja (aktivitas
fisik), namun tidak melibatkan jiwanya (ekspresi emosi), maka karya yang
dibuatnya belum dapat dinamakan seni.
Achdiat Kartamiharja
b. Plato,
filsuf dari Yunani
Seni adalah hasil tiruan alam ( Ars Imitatur Narutam ). Pandangan Plato
ini menganggap bahwa suatu karya seni merupakan tiruan obyek /
benda yang ada di alam, atau karya yang sudah dibuat sebelumnya.
Plato
c. Ki Hajar
Dewantara, Tokoh Pendidikan Nasional, Seni adalah segala perbuatan manusia
yang timbul dari perasaannya yang bersifat indah, hingga dapat
menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.
Ki Hajar Dewantara
d. Thomas
Munro, Ahli Seni dan Filsuf dari Amerika
Seni adalah
buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain
yang melihatnya.
e. Pengertian
seni yang lain dapat dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yang menyebutkan bahwa seni merupakan segala sesuatu yang dilakukan
orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melainkan semata-mata
karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena
kebutuhan spiritual. Sendok misalnya, dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pokok, sebagai alat makan.Berdasarkan definisi tersebut
sendok bukanlah karya seni. Masih banyak karya (benda) yang lain yang kita
jumpai, misalnya rumah, pakaian penutup aurat, dan barang yang
digunakan untuk kebutuhan pokok hidup kita, yang bukan seni. Adapun benda
yang dikategorikan sebagai benda seni yaitu alat musik gamelan, ukiran
kayu, dan lain-lain sejenisnya. Walaupun demikian benda kebutuhan
pokok tersebut dapat berhubungan erat pula dengan seni. Sebagai contoh,
pakaian yang dibuat bukan hanya memperhatikan fungsinya sebagai
penutup aurat atau pelindung fisik, tetapi si perancang (pembuat
pakaian) berusaha memperindah
yang dikenakan pada pakaian itulah yang berkaitan dengan seni. Dengan demikian
adakalanya beberapa benda kebutuhan pokok yang awalnya tidak dikategorikan sebagai karya seni tersebut dikategorikan juga sebagai karya seni atau setidaknya mendapat sentuhan seni.
yang dikenakan pada pakaian itulah yang berkaitan dengan seni. Dengan demikian
adakalanya beberapa benda kebutuhan pokok yang awalnya tidak dikategorikan sebagai karya seni tersebut dikategorikan juga sebagai karya seni atau setidaknya mendapat sentuhan seni.
f. Benedetto Croce, Filsuf dari Italia
Seni adalah ungkapan kesan-kesan. Seni memiliki kebebasan untuk mengungkapkan segala khayalan atau pengalaman intutif yang terkumpul dibatinnya.
Benedetto Croce
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dirangkum bahwa seni adalah
segala kegiatan manusia untuk mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain,
yang divisualisasikan dalam tata susunan yang indah dan menarik, sehingga
dapat menimbulkan kesan rasa senang atau puas bagi yang menghayatinya (Ida Herawati, 1999).
4. Seni Rupa Zaman Prasejarah dan Hindu di
Indonesia yang Bersifat Magis dan Religius.
Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum
ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan
manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang
disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu
animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara
(bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam
1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua
(Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda
(Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut
jaman megalithikum (Batu Besar).
Peninggalan-peninggalanya yaitu :
a.
Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum memiliki tempat tinggal tetap,
mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food
gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum.
Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa yang ditemukan
di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di
tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera
Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah
dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak
(food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan – bangunan dari batu
yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen,
sarkofaq, meja batu dll
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung
– patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat
dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung –
patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan
yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai
Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti
adegan perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman
neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan dan
benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif
perlambang)
lukisan pada dinding goa
2. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu,
Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti
ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat
dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisa dipakai berulang
2) Acire Perdue, ialah teknik mengecor yang hanya satu kali pakai (tidak
bisa diulang)
B. Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang menyebar di
Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan perdagangan, agama dan
politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra yang kemudian
bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan istana dan
feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap
dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia
Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
- Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
- Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama
- Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama
2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
candi kidal
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama
salah satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan
monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk
memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari
3 bagian
- Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, bujur sangkar atau segi 20.
- Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
- Atap candi: berbentuk lima, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang
kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:
- Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah– tengah anak–anak , contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
- System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia) yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang
banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri
dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
- Halaman depan terdapat balai pertemuan
- Halaman tengah terdapat balai saji
- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan rumah
Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan pintu gerbangnya ada
yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka ( candi bentar)
- Pura agung, didirikan di komplek istana
- Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat
bersemedhi
- Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
- Pura laut, didirikan di tepi pantai
3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan
dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek puri antara
lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan gigi (Balain
Munde) dsb
b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan hasil perwujudan
dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya Trimurti: Dewa
Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung diberi atribut
keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya berkepala empat,
bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan pada patung wisnu
laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan tengkorak,
kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang Budha,
Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha memiliki
tanda – tanda kesucian, yaitu:
- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
- Diantara keningnya terdapat titik (urna)
- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
- Terdapat juga kerutan di leher
- Memakai jubah sanghati
c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari gunung
Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai dengan suasana alam
pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk azaib. Bentuk
hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3 dimensional yang membentuk
struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensional yang terdapat pada
dinding / bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata dan Ramayana:
sedangkan pada candi Budha ialah Jataka, Lalitapistara
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan
5. Seni Sebagai Media Pendidikan
Banyak para
ahli pendidikan yang berpendapat bahwa seni itu dapat dipakai sebagai alat
untuk mendidik, antara lain Ki Hajar Dewantara dangan Taman Siswa-nya. Semenjak
berdiri hingga sekarang menggunakan seni sebagai salah satu alat pendidikan.
Bagaimanakan penggunaan seni untuk pendidikan itu, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
Waktu
Berolah Seni
Dengan
berolah seni dapat ditimbulkan sikap-sikap sebagai berikut:
- Memperhalus budi pekerti dan membuat sikap yang kasar, ugal-ugalan menjadi lebih halus dan sopan santun. Pengaruh seni yang demikian pernah dianjurkan oleh R. A. Kartini dalam mendidik, memperhalus budi pekerti dengan cara membatik.
- Menanamkan dan meningkatkan kedisiplinan. Kegiatan seni adalah kegiatan yang penuh dengan kedisiplinan. Tanpa disiplin tidak mungkin dilahirkan karya seni yang baik, misalnya waktu berlatih karawitan, masing-masing penabuh harus tunduk dengan aturan permainan. Apabila ada salah seorang penabuh yang tidak disiplin, mendahului atau terlambat membunyikan alatnya maka akan terjadi kesalahan pada keseluruhan orkestra itu. Hal ini juga terjadi pada tari, nyanyi dan sebagainya. Dengan demikian peserta olah seni itu akan dibiasakan dengan hal-hal yang disiplin
- Membangkitkan dan menanam rasa cinta tanah air dan bangsa. Seni selalu berhubungan dengan rasa kebangsaan. Apakah itu bangsa sendiri ataukah bangsa lain. Oleh karena itu pendidikan seni harus bermula dari seni sendiri. Seni bangsa sendiri harus dipelajari terlebih dahulu sebelum mempelajari seni bangsa lain. Dengan selalu bergaul dan mengenal seni bangsa sendiri, lama kelamaan tertanam rasa cinta dan menghormati bangsa sendiri, dan bangga akan karya-karya bangsanya. Untuk mengimbangi rasa cinta bangsa yang berlebih-lebih, hingga akan merendahkan bangsa lain, barulah diperkenalkan seni bangsa lain. Sifatnya hanya sebagai pelengkap dan pembanding, penghambat rasa yang berlebihan terhadap cinta bangsa.
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel
karena didalamnya terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai
pendidikannya karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin.
karya seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan seperti : gambar
ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat
peraga IPA, dsb.
6. Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu dan Pendekatan Kompetensi
dalam Pendidikan Seni Rupa.
a. Pendekatan seni rupa
berbasis disiplin ilmu
Dipandangnya seni sebagai disiplin ilmu
merupakan asumsi pokok yang mendasari konsep pendekatan ini. Disiplin ilmu
dalam pengertian ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Dobbs (1992: 9) adalah
bidang studi yang bercirikan
(1) memiliki isi pengetahuan (body of knowledge),
(2) adanya masyarakat pakar yang mempelajari ilmu tersebut, serta
(3) tersedianya metode kerja yang memfasilitasi kegiatan eksplorasi dan penelitian.
(1) memiliki isi pengetahuan (body of knowledge),
(2) adanya masyarakat pakar yang mempelajari ilmu tersebut, serta
(3) tersedianya metode kerja yang memfasilitasi kegiatan eksplorasi dan penelitian.
Chapman (1978) berpendapat bahwa pendidikan seni yang memberikan kesempatan
pada anak untuk mengekspresikan emosinya adalah penting, tetapi jangan karena
itu, kegiatan mempelajari ilmu seni diabaikan. Menurut Eisner (1987/1988)
menegaskan bahwa pendidikan seni berbasis disiplin bertujuan menawarkan program
pembelajaran yang sistematik dan berkelanjutan dalam empat bidang yang digeluti
orang dalam dunia seni yaitu bidang penciptaan, penikmatan, pemahaman dan
penilaian. Keempat bidang tersebut haruslah tercermin dalam kurikulum. Anak
hendaknya tidak hanya diberi kesempatan berekspresi/menciptakan karya seni
tetapi mereka juga perlu mempelajari bagaimana caranya menikmati suatu karya
seni, dan memahami konteks dari sebuah karya seni. Keempat bidang tersebut
hendaknya diajarkan secara terpadu.
Karena pendidikan seni berbasis disiplin merupakan suatu
pendekatan dan bukan suatu metode yang spesifik, maka ia tampil dalam wujud
yang bervariasi. Dibalik sifatnya yang bervariasi, pendidikan seni berbasis
disiplin memiliki ciri khusus yaitu : Seni diajarkan sebagai sebuah subyek dalam konteks
pendidikan umum dengan kurikulum yang tertulis serta disusun
secara sistematis mencakup kegiatan ekspresi/kreasi, teori,
dan kritik/apresiasi seni. Pelajaran tersebut membangun pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan dalam disiplin seni yang memungkinkan dievaluasi secara tepat. Kemampuan anak dikembangkan untuk mampu menghasilkan karya
seni (prosuksi seni); menganalisis, menafsirkan dan menilai
kualitas karya (kritik seni); mengetahui dan memahami peran seni dalam masyarakat
(sejarah seni) serta memahami keunikan karya seni dan bagaimana orang memberikan
penilaian dan menguraikan alasan penilaian
tersebut (estetika). Dobbs (1992 : 71-76) menguraikan secara terperinci cakupan keempat mata
pelajaran yang disebutkan tersebut yang seyogyanya mendapat perhatian para
guru:
1. Studio/produksi seni adalah disiplin dalam hal penciptaan
seni yang merupakan proses kreatif melalui pengolahan beragam materi
untuk menciptakan efek rupa (visual) yang diinginkan.
2. kritik seni adalah disiplin yang memfokuskan perhatian pada
persepsi dan deskripsi untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang diamati
pada suatu karya seni, analisis dan penafsiran untuk menjelaskan makna dari apa
yang diamati serta penilaian menggambarkan kualitas karya yang
3. Sejarah seni adalah disiplin yang memfokuskan perhatian pada
peran seni dan seni dalam konteks sosial, politik, dan
budaya.
4. Estetika adalah disiplin yang mendiskusikan hakikat dan makna
seni, pengalaman keindahan dan sumbangannya terhadap
kehidupan dan kebudayaan manusia. Estetika dalam konteks pembelajaran di sekolah
haruslah disesuaikan dengan tingkat kematangan intelektual dan kejiwaan anak.
Perbedaan antara pendidikan seni berbasis disiplin dengan pendekatan ekaspresi
bebas tidak hanya terletak pada kekomprehensifan cakupan kegiatan yang
ditawarkan, tetapi juga pada bagaimana filosofi program dan cara membelajarkan
anak. Pada pendekatan ekspresi bebas, anak diperlakukan secara istimewa dengan
membiarkannya untuk secara bebas menyatakan apa yang ingin diekspresikannya.
Guru tidak diijinkan mengintervensi. Peran guru hanyalah memberikan kemudahan
bagi anak dalam berekspresi. Maka lahirlah kurikulum yang dikenal dengan emerging
curriculum, seuatu kurikulum yang tidak siap pakai tetapi disusun
mengikuti kehendak anak pada suatu kegiatan pembelajaran. Anaklah yang
menentukan mengenai pengalaman belajar apa yang akan dilakukannya. Berdasarkan
keinginan sang anak, maka guru pun menyiapkan fasilitas. Pada pendidikan seni
berbasis disiplin, kurikulum yang digunakan bersifat siap pakai dengan program
yang tersusun secara sistematis. Dengan mengacu pada kurikulum siap pakai
inilah, guru melaksanakan pembelajaran. Jeffers membendingkan kedua pendekatan
ini dengan menggunakan metafora pertumbuhan alamiah dengan metafora
pembentukan. Metafora pertumbuhan alamiah mengandaikan anak sebagai sekuntum
bunga atau tanaman, guru sebagai tukang kebun dan sekolah sebagai kebun. Guru
sebagai tukang kebun haruslah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga anak
sebagai tanaman tumbuh secara subur dan alamiah. Pada sisi lain, metafora
pembentukan memandang anak sebagai tanah liat dan guru sebagai pematung. Anak
sebagai tanah liat berada pada posisi untuk memilih atau menolak bentuk akhir
dari dirinya sendiri.
7. Peranan Guru dalam Proses
Pendidikan Seni Rupa
di Sekolah.
Guru adalah seorang
yang patut diguguh dan ditiru, bahwasanya seorang guru tidak hanya
terfokus pada statusnya saja, tapi mampu membawa peran dalam jati dirinya.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Pangkey (dalam Isa, 1993: 3) “Pada setiap
guru terletak tanggung jawab untuk membawa anak didik pada taraf kematangan
tertentu demi pencapaian tujuan pengajaran khususnya dan tujuanpada umumnya”
Guru adalah factor
penentu dalam proses interaksi edukatif dalam dunia pendidikan. Mengenal dunia
anak-anak merupakan syarat pokok untuk mendidik mereka.
Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah
masalah yang
dihadapinya dan memahami karakteristik perkembangan siswa sebagai anak didik
dikelasnya.
Ada dua syarat pokok yang mesti
dipenuhi oleh seorang guru untuk dapatmenyampaikan pengajarannya dengan baik.
Pertama-tama guru harus menguasaibahan pengajaran, dan yang kedua ia harus
dapat memiliki cara penyampaianbahan itu dengan sebaik-baiknya.
Guru harus
memiliki wawasan mengenai kemampuan memotivasi belajar siswauntuk perkembangan
kreativitasnya.
Guru harus
mengalami pengalaman indera anak dan menyelidiki sampai pada
tingkat yang disebut sebagai “innerlandcape”
yaitu dunia mimpi, ketakutan,keinginan-keinginan dan angan-angan serta khayalan. Suatu perang yang nyata
pengajaran seni rupa merupakan menjanjikan objek-objek dari pengalaman
internal dan eksternal bagi anak. Contohnya ingin menggambar dengan baik.
Guru perlu
mengetahui bahwa dalam mengajarkan seni rupa perlu mengetahui perkembangan anak
pula.Umumnya baik perkembangan jasmani maupun rohani
anak,anak menjadi dewasa karena perkembangan itu dan juga
pengalamannya
PPENGERTIAN DAN
CABANG-CABANG SENI
SENI
MENURUT PARA AHLI :
- Menurut
Ki Hajar Dewantara, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari
perasaannya dan bersifat indah sehinga dapat menggerakkan jiwanya.
- Menurut
Aristoteles,seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus
ideal.
- Menurut
Plato dan Rousseau, seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
- Menurut
Ahdian Karta Miharja, seni adalah kegiatan rohani yang mereflesikan
realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya.
- Menurut
Drs. Sudarmaji, seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman
estetis dengan menggunakan media bidang,garis,warna,tekstur,volume dan
gelap terang.
- Menurut
Drs Popo Iskandar,seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan
kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.
- Menurut,
Prof. Drs. Suwaji bastomi, seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman
estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya
membangkitkan rasa takjub dan haru.
Dalam
bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes,
dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan
kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang
yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada
di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
CABANG
SENI DIBAGI MENJADI 4
- SENI
MUSIK yaitu “uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang
dituangkan melalui media suara dan bunyi-bunyian.
- SENI
TARI yaitu”uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang
dituangkan melalui media gerak tubuh yang disusun secara beriramayang
dilakukan di tempat dan waktu tertentu. Bunyi-bunyian yang disebut musik
pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan.
- SENI
RUPA, yaitu”uangkapan/ gagasan, perasaan, pemikiran serta ide-ide yang
dituangkan melalui media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur,
dan pencahayaan dengan
acuan estetika.
- SENI TEATER
“Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih
luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) ,
penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman
atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar,
penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke
teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari
kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani) yang
artinya takjub melihat atau memandang.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain. SUMBER : Buku Seni Rupa, Heru Purwanto dkk, Ganexa Exact
Cabang Seni Rupa – Contoh dan
Penjelasanya
Seni rupa merupakan cabang seni dimana
kesenian ini membentuk sebuah karya seni dengan mediayang bisa ditangkap dengan
indra pengelihatan (mata) dan dirasakan dengan indra perabaan. Kesan seperti
ini dibuat melalui penciptaan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk,
volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika (baca:perbedaan
seni dan keindahan). Seni rupa juga merupakan sebuah seni yang cara
pengungkapanya diwujudkan dalam bentuk rupa dengan unsur-unsur yang telah
disebutkan sebelumnya. Seni rupa sering dianggap sebagai bentuk realisasi dari
sebuah imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam sebuah karya
dalam berkesenian, sehingga memotori bagi para seniman bahwa dalam berkarya
seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi.
ads
Seni rupa adalah bagian dari kesenian
maupun seni budaya yang tidak bisa dipisahkan. Dalam kesenian, ada seseorang
yang berperan sebagai kreator atau pembuata seni dan sebaliknya ada juga yang
berperan sebagai apresiator atau bisa juga kita sebut sebagai orang yang
memberikan apresiasi atau dengan kata lain sebagai pemberi penghargaan terhadap
suatu karya seni yang di hasilkan oleh seorang seniman atau kreator. Secara
kasar terjemahan dari seni rupa dalam bahas Inggris adalah fine art. Namun
sesuai dengan perkembangan dunia berkesenian modern, istilah fine art menjadi
lebih spesifik kepada pengertian seni rupa urni untuk kemudian menggabungkanya
dengan desain dan kriya kedalam bahasa visual art.
Dalam sebuah ilmu seni, terdapat
pembangian cabang-cabang yang meliputi kesenian tersebut, begitu juga dengan
seni rupa. Seni rupa dibedakan dalam tiga kategoti. Kategori yang pertama
adalah seni rupa murni, yang kedua seni kriya, dan desain. Seni rupa murni pada
dasarnya mengacu pada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan ekskresi
pribadi, sementara seni kriya dan desain lebih menitik beratkan fungsi dan
kemudahan dalam menjalankan produksinya. Dan berikut merupakan penjelasan
secara lengkap mengenai cabang-cabang yang terdapat dalam seni rupa.
Seni Rupa Murni
Seni rupa murni adalah seni yang tercipta
bebas tanpa mempertimbangkan segi fungsi dari kesenian yang dibuat, tetapi
lebih mempertimbangkan dan mengutamakan fungsi keindahan atau estetika. Fungsi
dari seni rupa murni sendiri adalah sebagai hiasan atau untuk sekedar memenuhi
kepuasan batin akan estetik. Dan berikut adalah contoh dari seni rupa murni.
1.
Seni Lukis
Seni lukis merupakan
salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis
merupakan sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah
kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk
mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai
media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa
memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. (baca : unsur seni lukis dan fungsi seni lukis)
Dewasa ini banyak sekali seniman-seniman
yang sangat berbakat di Indonesia yang memiliki bakat melukis yang luar biasa,
banyak tokoh-tokoh seniman lukis yang sangat berprestasi akan hasil karyanya
(Baca:jenis
jenis seni lukis). Seni lukisa juga saat ini berkembang dan tidak hanya
sebagai pemuasan kebutuhan akan estetika akan tetapi lukisan juga bisa dilihat
sebagai kelas sosial atau gengsi dari kolektornya, dari hal tersebut sekarang
ini lahir fenomena lukisan-lukisan yang dijual dengan harga selangit.
2.
Seni
Grafis
Seni grafis merupakan salah satu cabang
seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di
atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan
karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap
salinan karya dikenal sebagai ‘impression’. Lukisan atau drawing, di sisi lain,
menciptakan karya seni orisinil yang unik.
Artikel terkait:
Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah
bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah:
plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu
digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak
lagi bahan lain yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan
biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan.
Karya-karya yang dicetak dari sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa
seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk
menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
3.
Seni
Patung
Seni patung adalah cabang seni rupa yang
hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat,
modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Patung
adalah hasil ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dengan membuat bentuk visual
melalui media tiga dimensi untuk tujuan pemuasan kebutuhan estetika. Patung
biasa ditemukan di candi, di taman-taman, lobi sebuah gedung, persimpangan
jalan, dan lain-lain. Pada umumnya seniman patung banyak menghasilkan
karya-karya yang berbentuk objek manusia, hewan dan makhluk-makhluk mitologi.
4.
Seni
Instalasi
Seni instalasi adalah seni yang memasang,
menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada
suatu konteks kesadaran akan makna tertentu. Pada umumnya makna dalam
persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang bersifat kontemporer
diangkat dalam konsep seni instalasi ini. Seni instalasi dalam konteks visual
merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga dimensional yang memperhitungkan
elemen-elemen ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan interaksi spektator
(pengunjung pameran) sebagai konsepsi akhir dari olah rupa
5.
Seni
Keramik
Seni keramik adalah cabang seni rupa yang
mengolah material keramik untuk membuat karya seni dari yang bersifat
tradisional sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula kegiatan kriya
keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya. Venus of Dolni
Vestonice adalah karya keramik tertua yang pernah ditemukan.
Banyak sekali kerajinan keramik yang
merupakan seni rupa murni seperti contohnya gucci atau piring keramik
yang memiliki nilai seni yang dianggap sangat tinggi, biasnya kerajinan seni
kramik misalnya sebuah piring akan tidak digunakan sebagai alat untuk makan
akan tetapi lebih kepada penggunaanya sebagai pajangan yang memperkuat nilai
estetika dari kesenian tersebut. Di Indonesia, khususnya di kota Jakarta ada
museum khusus yang memfokuskan koleksinya pada keramik dan seni rupa, museum
tersebut terdapat di wilayah wisata kota tua jakarta disebut Museum Seni
Rupa dan keramik Jakarta Barat.
6.
Relief
Relief dalam arti seni adalah gambar atau
lukisan yang ditampilkan dalam bentuk tiga dimensi (tri marta) diatas bidang
dua dimendi (dwi marta). Relief biasanya terdapat di tugu peringatan dan
candi-candi seperti contohnya relief penuh makna yang terdapat di candi
Borobudur dan Candi Prambanan. Relief pada umumnya berisi dioramadan memiliki
sejarah yang sangat tinggi.
7.
Seni
Kaligrafi
Seni kaligrafi adalah salah satu jenis
karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentuk-bentuk
huruf yang telah dimodifikasi atau di gayakan sehingga memiliki nilai seni dan
estetika tersendiri. Berbagai aksara dan huruf bisa dikreasikan sebagai seni
kaligrafi seperti huruf arab, aksara jawa, aksara jepang, dan lain-lain. Akan
tetapi di Indonesia tulisan arab sangat mendominasi dengan penamaan kaligrafi.
8.
Mosaik
Mosaik adalah seni merangkai pecahan atau
potongan kecil bongkahan batu, keramik, atau kaca. Seni mosaik sering ditemukan
di gereja atau arsitektur romawi. Seni ini sangat bernilai tinggi, karena nilai
estetikanya dibuat dengan penggabungan yang indah melalui objek-objek kecil
yang kemudian menjadi karyaseni yang luar biasa.
9.
Ukiran
Ukiran adalah seni memahat batu atau kayu
menjadi bentuk yang diinginkan. Ukiran pada umumnya sering dijumpai berbentuk
sebuah bunga dan makhluk hidup lainnya. Ukiran sering dijadikan hiasan di rumah
rumah mewah untuk menambah kesan artsy dari hunian maupun di gedung-gedung
bertema seni. di indonesia sendiri seni ukir memiliki motif seni ukir
nusantara yang sangat kaya akan keberagaman.
10. Desain
Desain adalah salah satu cabang dari seni
rupa yang lebih menitik beratkan fungsi dan kemudahan dalam menjalankan
produksinya. Istilah desain serng dikaitkan dengan suatu penyusunan polaatau
rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu bendabuatan. Dengan kata lain
desain adalah suatu rencana yang terdiri dari beberapa unsur untuk
mewujudkan suatu hasil karya yang nyata. Syarat pembuatan desain yang baik
adalah desain yang mudah dimengerti dan mudah untuk dikerjakan dengan jelas.
Dalam seni rupa desain terdiri dari
beberapa bentuk, diantaranya adalah arsitektur, desain grafis, dan desain
industri. Dan berikut merupakan penjelasan yang lebih meyeluruh mengenai
cntoh-contoh desain yang termasuk dalam seni rupa.
1.
Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam
merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang
dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level
mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Dalam dunia arsitektur, ada tiga unsur
dasar yang membangun arsitektur yang pertama adalah strenght (kekuatan), yang
kedua adalah beauty (keindahan), dan yang ketiga adalah convenience
(kenyamanan) yang nantinya akan mempengaruhi efek estetis dari suatu bangunan.
Arsitek juga erat hubunganya dengan istilah perancangan.
Perancangan yang dimaksudkan adalah suatu
kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan mengambil suatu tindakan yang
jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang mempunyai kenyataan fisik. Dalam
bidang teknik, hal ini masih menyangkut suatu proses dimana prinsip-prinsip
ilmiah dan alat-alat teknik seperti matematika dan komputer dipakai, juga
bahasa. Dalam menghasilkan rancangan yang jika direalisasikan akan memenuhi
kebutuhan manusia.
2.
Desain
Grafis
Desain grafis adalah suatu bentuk
komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau
pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena
merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis
diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art.
Seperti jenis disain lainnya, disain
grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang
dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain). Seni
disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di
dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Desain grafis juga merupakan suatu bentuk
seni lukis (gambar) ilmu terapan yang dapat memberikan kebebasan kepada seniman
penciptanya untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti
ilustrasi, foto, tulisan, dan garis diatas sebuah permukaan dengan tujuan untuk
diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Desain grafis sendiri pada
umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.
(baca: jenis jenis
industri kreatif)
3.
Desain industri
Desain industri adalah seni terapan di
mana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu
barang disempurnakan. Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk,
konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau
gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat
dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan
tangan. (baca: sub sektor
industri kreatif)
4.
Desain
Interior
Desain Interior adalah ilmu yang
memperlajari perancangan suatu karya seni yang ada didalam suatu bangunan dan
digunakan untuk memecahkn masalah manusia. Salah satu bidang study keilmuan
yang didasarkan pada ilmu desain, bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat
menciptakan suatu lingkungan binaan besertaelemen-elemen pendukungnya, baik
fisik maupun non fisik, sehingga kualitas kehidupan manusiayang berada
didalamnya menjadi lebih baik. Perancangan interior meliputi bidang arsitektur
yang melingkupi bagian dalam suatu bangunan. Misalnya sebagai contoh adalah
rancangan interior tetap, bergerak, maupun dekoratif yang bersifat sementara.
Banyak yang menghubungkan bahwa desai
interior adalah sama dengan arsitek, akan tetapi terdapat perbedaan didalamnya.
Desain interior sendiri adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan
ruang didalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar manusia akan
naungan dan perlindungan, disamping itu sebuah desain interior juga
mempengaruhi pandangan, suasana hati, dan kepribadian penghuni. Oleh karena
itu, tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengcahayaan
yang estetis dan peningkatan psikologi ruang interior.
Dari hasil penjabaranya, dapat disimpulkan
bahwa desain interior adalah seni dan ilmu untuk memahami kebiasaan
manusiadidalam ruang dengan tujuan untuk menciptakan ruangyang fungsional
didalam struktur bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek.
5.
Desain
Busana
Desain busana adalah rancangan sebuah
busana sebelum dibuat, jadi sebelum melalui proses pembuatanya sebuah karya
busana akan dibuat desainya terlebih dahulu, desain busana yang akan dibuat
harus sesuai dengan keadaan seseorang yang notabene adalah calon pemakai
dari busana yang dibuat. Hal ini bertujuan agar jika proses pembuatan sudah
diselesaiakan pemakai akan merasa nyaman dan tampak pas dan serasi.
Pengertian Estetika
Menurut Para Ahli Beserta Penjelasanya
Istilah estetika sangat
dekat dan erat hubungannya dengan kata seni, pada saat yang sama para ahli
banyak yang mengkategorikan kedua hal tersebut kedalam definisi yang sama, akan
tetapi tidak sedikit yang menyatakan bahwa estetika adalah sebuah bentuk dari
keindahan yang berbeda dengan istilah seni (baca: perbedaan
seni dan keindahan).
ads
Estetika sering
dihubungakan dengan sesuatu yang berbau seni karena mengandung keindahan yang
dapat diapandang. Sejak kemunculannya estetika selalu digunakan untuk
mengutarakan bahasa filsafat terhadap karya seni. Namun pada kenyataanyasei
tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang indah sehingga harus ada bidang yang
digunakan untuk menjawab hakekat seni sebenarnya yaitu filsafat seni.
(baca: Peran
dan fungsi kritik sastra)
Kata estetika sendiri
berakar dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani “aestheticos” yang
merupakan kata yang bersumber dari istilah “aishte” yang memiliki makna merasa.
Estetika dapat didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang
mengandung pola, dimana pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang
membentuknya dan mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga
menimbulkan keindahan. Dari hal tersebut dapat diartikan bahwa esetetika
menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini dikhususkan akan perasaan
yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak hanya semata-mata
mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut keindahan dari isi atau
makna yang terkandung didalamnya.
Bisa diibaratkan dengan
membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah kecantikan yang hanya
terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang oleh mata. Akan tetapi
wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita yang memilki pesona
jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita tersebut memiliki
value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi wanita yang cantik
tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau nilai estetika.
Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381) adalah bukan hanya wanita
yang enak dipandang tetapi lebih dari itu wanita yang indah memiliki banyak hal
yang dapat dinikmati dengan perasaan meyenangkan hati.
Dari banyaknya pemahaman
yang berbeda-beda dari semua kalangan tentang apa terjemahan dari hal yang
dinamakan estetika, muncullah para ahli dengan kesimpulanya sendiri dalam
menanggapi apa itu pengertian dari estetika, dan berikut ini adalah pengertian
dari estetika menurut para ahli dengan dilengkapi penjelasannya.
1.
Pengertian estetika menurut Herbert Read
Herbert Read mendefinisikan
bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan hubungan bentuk yang terdapat
diantara pencerapan pencerapan indrawi kita. Pada umumnya orang beranggapan
bahwa yang indah adalah seni atau bahwa seni akan selalu indah, dan bahwa yang
tidak indah bukanlah seni. Pandangan semacam ini akan menyulitkan masyarakat
dalam mengapresiasi seni, sebab seni tidak harus selalu indah, menurut pendapat
Herbert Read.
Penjelasan:
Dalam teorinya Herbert
Read menjelaskan bahwa peryataan tentang seni yang disamakan dengan estetika
atau keindahan adalah sesuatu yang salah kaprah. Seni yang merupakan hasil
budaya dari manusia yang disebut juga unsur unsur
kebudayaan tidak serta merta hanya berbentuk yang indah-indah saja,
seni juga dapat berupa suatu objek buatan manusia yang unik, menyeramkan,
antik, dan tidak melulu hal yang memilki nilai keindahan akan tetapi memiliki
kesan dihati oran lain sebagai penikmat seni.
2.
Pengertian estetika menurut Bruce Allsopp
Bruce Allshop pada tahun
1997 mendefinisikan bahwa estetika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
proses proses penikmatan dan aturan aturan dalam menciptakan rasa kenyamanan.
Penjelasan:
Dari definisi yang
dikemukakan oleh Bruce Allsopp (1977) dalam mengartikan tentang kata estetika
adalah sebuah ilmu pengetahuan, Alshopp juga menjelaskan bahwa estetika
merupakan suatu kegiatan edukasi atau pembelajaran mengenai proses dan aturan
tentang penciptaan sebuah karya yang nantinya akan menimbulkan perasaan nyaman
bagi yang melihat dan merasakanya.
3.
Pengertian estetika menurut J. W. Moris
J.W. Moris
mendefinisikan bahwa yang dinamakan estetika adalah dikenakan pada objek yang
memilki nilai indah atau tidak indah (sering dipertukarkan dengan seni/art/
estetika = aesthetics seni = art).
Penjelasan:
J.W. Moris menyangkal
pendapat ahli sebelumnya yang meyatakan bahwa estetika merupakan suatu hal yang
berbeda dengan seni dimana estetika adalah seni yang hanya mencakup keindahnan
saja. Moris menyebutkan bahwa kemudian estetika sama halnya dengan seni baik
itu memilki nilai indah atau tidak. Dalam pembahasanya Moris juga menyatakan
bahwa estetika merupakan sebuah objek seni atau art.
4.
Pengertian estetika menurut Plato
Dalam teorinya Plato
menyatakan bawa watak yang indah adalah hukum yang indah.
Penjelasan:
Plato yang merupakan
ilmuan terkenal dunia menyatakan bahwa suatu keindahan adalah cerminan dari
watak seseorang, yang kemudian diibaratkan bahwa ketika seseorang memilki watak
yang indah maka akan secara langsung keseluruhan dari diri seorang tersebut
mencerminkan semua hukum keindahan. Teori tersebut seakan mejelaskan bahwa
sesuatu yang awalnya indah akan selalu menjadi indah untuk selamanya.
5.
Pengertian estetika menurut Dra. Artini Kusmiati
Dra. Astini kusmiati
mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi yang berkaitan dengan sensasi
keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan tersebut baru akan
dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen keindahan
yang terkandung pada suatu objek.
Penjelasan:
Berdasarkan pengertian
yang disampaikan oleh Dra. Artini Kusmiati dapat disimpulkan bahwa yang
dinamakan estetika merupakan segala hal yang memiliki sangkut paut dengan
keindahan yang ada pada penglihatan seseorang, dan bagaimana seseorang dapat
meihat sebuah objek, sehingga objek tersebut mempunyai nilai tersendiri dalam
hati yang menikmatinya.
6.
Pengertian estetika menurut Katstsoff
Kattsoff mendefinisikan
baahwa esetetika adalah menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan
ini dikhususkan akan perasaan yang indah. Nilai indah yang dimaksudakan tidak
hanya semata-mata mendefinisikan bentuknya tetapi bisa juga menyangkut
keindahan dari isi atau makna yang terkandung didalamnya.
Penjelasanya:
Dari definisi yang telah
dijabarkan oleh Kattsoff tentang estetika maka bisa diibaratkan dengan
membandingkan dua orang wanita, wanita yang cantik adalah kecantikan yang hanya
terpancar dari fisik wanita tersebut dan enak dipandang oleh mata. Akan tetapi
wanita yang indah bisa digambarkan dengan seorang wanita yang memilki pesona
jangka panjang, selain mempunyai paras yang cantik wanita tersebut memiliki
value atau nilai tambah dengan pesona yang dimilikinya, jadi wanita yang cantik
tidak semuanya termasuk wanita yang memilki keindahan atau nilai estetika.
Karena wanita yang indah (menurut kattsoff, 1986:381).
7.
Pengertian estetika menurut Immanuel Kantt
Menurut Immanuel Kantt
definisi dari estetika adalah estetika tidak berkaitan dengan bendanya,
melainkan kesenangan yang dirasakan ketika melihat benda itu. Disitu tidak
terdapat karakteristik yang objektif yang disebut keindahan sebagai karya yang
berhasil, dan tidak ada konsep mental yang membuat keindahan dapat diketahui,
tetapi hanya semata mata persaan senang melihat sesuatu, misalnya karya seni,
dan perasaan ini dapat dikomunikasikan secara universal, tidak secara pribadi.
(Baca: cabang
cabang seni)
Penjelasan:
Dari definisi yang telah
dikemukakan oleh Immanuel Kantt dapat dijabarkan bahwa estetika dapat
digambarkan misalnya ketika menilai suatu objek sebagai hal yang indah, tetapi
tersusun dengan aturan aturan yang tidak terlukiskanatau tidak membawa
imajinasi dan pengertian menuju suatu hal yang memiliki hubungan yang harmonis.
Disini tidak terdapat konsep pasti yang membuat keterpautan ini bisa diketahui.
8.
Pengetian estetika menurut Benedotte Crose
Benedotte
Crose mendefinisikan bahwa estetika adalah masalah persepsi, persepsi estetika
adalah suatu jenis pengetahuan, tidak hanya semata mata suatu fenomena yang
memuaskan kondisi pengetahuan secara formal.
Penjelasan:
Cross menjelaskan bahwa
estetika sendiri menurutnya adalah persepsi yang dimiliki oleh seseorang,
dimana ada dua jenis pengetahuan, yang pertama adalah pengetahuan logis, dan
yang kedua adalah pengetahuan intuitif. Pengentahuan logis ini merupakan
pengetahuan yang berhubungan dengan hal yang dapat diulanggi (Scientific
object), sedangkan pengetahuan intuitif berkaitan dengan hal yang unik dan
individual (aesthetic object).
Gagasan kreatifitas menyangkut hal hal yang mempunyai
keunikan atau ciri khas tersendiri. Sebagai akibatnya pengetahuan yang bersifat
estetis tidak bisa konseptual, melainkan bersifat segera dan langsung. Juga
pengertian estetis tidak bisa merupakan pilihan atau bagian. Suatu bagian
dari lukisan, sajak,
atau komposisi musik hanya mempunyai makna apabila
berhubungan dengan keseluruhan . jadi estetika sendiri menurut Cross adalah hal
yang dapat dipersepsikan secara intuitif.
ads
9.
Pengertian estetika menurut John Dewey
John Dewey
mendefinisikan bahwa yang dinamakan dengan istilah estetika adalah suatu hal
yang berkaitan dengan pengalaman, tetapi tidak semua pengalaman bersifat
estetis. Beberapa pengalaman cenderung menjemukan, tidak lengkap, dan tanpa
tujuan, sedangkan pengalaman estetis bercirikan suatu minat yang intens, yang
berasal dari kepuasan dan kelengkapan.
Penjelasan:
Dalam pengertian yang
telah dikemukakan oleh Dewey yang menganggap estetika adalah suatu pengalaman
intens seseorang yang memiliki nilai lengkap, Dewey juga membedakan bahwa ada
dua sumber pengetahuan yang berkaitan dengan estetika yaitu pengalaman dan
refleksi. Fenomena tentang estetika ini dikaitkan dengan partisipasi aktif dari
orang yang mempresepsi atau yang mencipta, bersama sama dengan kualitas dari
objek yang dipersepsi.
10.
Pengertian estetika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia atau sering disebut KBBI, definisi estetika terdiri dari dua poin
· Cabang filsafat yang menelaah dan
membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya.
· Kepekaan terhadap seni dan keindahan
Penjelasan:
Kamus Besar Bahasa
Indonesia menjelaskan pengertian dari estetika melalui dua poin yang meyatakan
bawa estetika merupakan salah ilmu dari cabang filsafat yang membahas tentang
seni dan keindahan serta bagaimana tanggapan manusia terhadap seni dan
keindahan, dan yang kedua adalah estetika sebagai salah satu sarana kepekaan
terhadap seni dan keindahan.
11.
Pengertian estetika menurut Jacob Sumardjo
Estetika merupaka bentuk
yang memiliki perbedaan dengan filsafat, perbedaanya terletak pada pengertian
natara estetika dengan filsafat seni yaitu pada objek yang dinilainya.
Penjelasan:
Pendapata diatas menjelasakan
jika estetika merupakan pengetahuan yang membehas tentang keindahan segala
macam hal mulai dari seni sampai dengan keindahan alam. Filsafat seni hanya
mempersoalkan atau membahas mengenai karya yang dianggap sebagai seni saja.
12.
Pengertian estetika menurut Kuypers
Kyuper menjelaskan bahwa
estetika merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang berlandaskan pada sesuatu
yang berkaitan dengan pengamatan.
Penjelasan:
Melalui pengertian yang
telah dikemukakan oleh K. Kupers estetika merupakan segala hal yang meyangkut
keindahan yang ada pada penglihatan seseorang. Pandanga itu sendiri dapat
dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif dan tidak bisa dipastikan sama.
Tetapi didalamnya, terdapat dua nilai pendting yang perlu diketahui, yaitu:
·
Nilai Instrinsik, yaitu nilai yang terkandung dari dalam suatu
keindahan. Nilai instrinsik ini biasanya dapat dirasakan dan dimengerti dari
dalam hati oleh penikmat atau penerimanya. Sedangkan nilai ekstrinsik dapat
dilihat secara langsung dan kasat mata. Misalnya pada pementasan tari, tampak
gerakan lembut yang ditujukan oleh sang penari, hal itulah yang dinamakan nilai
ekstrinsik.
·
Nilai Ekstrinsik, yaitu merupakan unsur atau nilai yang terlihat dari
luar. Nilai ekstrinsik bisa diibaratkan dengan penghayatan gerak dalam pertunjukan
tari.
13.
Pengertian estetika menurut effendy, 1993
Estetika dapat
didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Dimana
pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang mengandung keselarasandari
unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan.
Penjelasan:
Effendy menjelaskan
bahwa estetika merupakan sebuah prose penggabungan dari pola, bagian yang
nantinya kan timbul menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati keindahanya oleh
masyarakat luas sebagai pecinta keindahan dan seni.
14.
Pengertian estetika menurut Munro
Pengertian estetika
menurut Munro adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi
indra, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan seperti asosiasi, pemahaman
imajinasi, dan emosi.
Penjelasan:
Murno menjelaskan dalam
pemahamanya mengenai definisi estetika, bahwa yang menurutnya dinamakan
estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keindahan, yang merupakan ilmu yang juga mempelajari semua aspek dari
apa yan kita sebut keindahan.
15. pengertian estetika menurut Baumgarten
Baumgarden menyatakan
bahwa yang dimakan estetikaadalah ilmu pengenalan sensitif dan teori seni.
Penjelasan:
Dalam
menemukakanpendapatnya Baumgarden membuata sesuatu filosofis yang singkat yang
menyatakan bahwa estetika merupakan ilmu pengenalan sensitif yang merupakan
ilmu yang melibatkan emosional dari pendapat atau perspektif manusia secara
individual, yang juga merupakan salah satu bentuk sebuah teori seni.
16. pengertian estetika menurut Benedetto Croce
Bendeto croce
menjelaskan bahwa estetika adalah ilmu sebagai aktivitas ekspresif baik yang
representatif maupun yang imajinatif.
Penjelasan:
Dijelaskan
bahwa estetika merupakan sebuah ilmu yang imajinatif dapat dikatakan estetika
juga merupakan sebuah seni yang tidak memiliki batas, atas melampaui batas
lintas imajinasi manusia.
Sponsors Link
17. pengertian estetika menurut Djelantik
Djelantik
mendefinisukan bahwa yang dinamakan estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari
apa yang kita sebut keindahan .
Penjelasan:
Dalam penjelasanya
estetika adalah filsafat seni yang berisi segala macam pemikiran dan pembahasan
mendalam (filosofis) tentang seni dan keindahan.
Beberapa pengertian yang
telah dijelaskan di atas menunjukkan dengan jelas bahwa yang dinamakan
estetika atau yang biasa disebut dengan ruang lingkup bahasan estetika adalah
meliputi dua pokok bahasan utama, yaitu segala persoalan yang berkaitan dengan
keindahan atau yang biasa orang orang sebut estetis dan persoalan yang
berkaitan dengan seni. Kadangkala pembahasan kedua persoalan itu saling terkait
dan sulit dipisahkan. Ada beberapa persoalan yang tergolong di dalam kedua
lingkup bahasan tersebut di antaranya adalah:
1.
Persoalan Nilai Estetis (esthetic value). persoalan nilai estetis ini
biasanya menyangkut antara lain: apakah yang dinamakan keindahan
itu; apakah keindahan bersifat objektif atau subjektif; apakah yang menjadi
ukuran baku keindahan, bagaimanakah peranan keindahan dalam kehidupan manusia;
dan bagaimanakah hubungan keindahan dengan kebenaran dan kebaikan?
2.
Persoalan Pengalaman Estetis (esthetic eksperience) menyangkut beberapa
hal yang antara lain: apakah yang disebut pengalaman estetis; bagaimanakah
sifat dasar atau ciri-ciri suatu pengalaman estetis; apakah yang menyebabkan
orang menghargai sesuatu yang indah; apakah yang merupakan rintangan dari
pengalaman estetis; dan objek apakah yang dapat menjadi sasaran pengalaman
estetis?
Persoalan Perilaku
Seniman menyangkut antara lain: apa dan siapakah seniman itu; bedakah seorang
seniman dengan perajin; apakah yang mendorong seseorang menciptakan suatu karya
seni; bagaimanakah proses penciptaan itu berlangsung dalam diri seseorang; dan
bagaimanakah hubungan kepribadian seniman dengan karya seni ciptaannya?
Persoalan Seni menyangkut antara lain: apakah seni itu; bagaimanakah
penggolongan seni yang tepat; apakah sifat dasar dan nilai-nilai dari karya seni;
manakah yang lebih penting antara bentuk dan isi dari karya seni; dan
bagaimanakah hubungan seni dengan agama, filsafat, dan ilmu?.
Estetika
sebagai salah satu bidang yang merupakan pengetahuan dianggap dan dipandang
penting untuk dipelajari, terutama bagi mereka yang berkecimpung atau
menggeluti dunia seni, baik sebagai praktisi maupun sebagai pengamat atau
kritikus. Ada beragam manfaat yang akan dimiliki oleh pegiat seni ketika sudah
mempelajari estetika, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Berikut
merupakan manfaat yang dapat diperoleh setelah mempelajari bidang ini di
antaranya:
·
Estetika dapat memperdalam pengertian tentang rasa indah pada umumnya
dan tentang kesenian pada khususnya. Orang yang belajar estetika akan secara
langsung dapat memahami definisi tentang perasaan indah yang dimaksudkan.
·
Estetika bisa memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian
tentang unsur-unsur objektif yang membangkitkan rasa indah pada manusia dan
faktor-faktor objektif yang berpengaruh kepada pembangkitan rasa indah
tersebut.
·
Estetika juga dapat memperluas pengetahuan dan penyempurnaan pengertian
tentang unsur-unsur subjektif yang berpengaruh terhadap kemampuan menikmati
rasa indah.
·
Estetika bisa memperkokoh rasa cinta kepada kesenian dan kebudayaan bangsa
pada umumnya serta mempertajam kemampuan untuk mengapresiasi (menghargai)
kesenian dan kebudayaan bangsa.
·
Mempelajari ilmu estetika dikemudian hari akan memupuk kehalusan rasa
pada umumnya.
·
Estetika dapat memperdalam pengertian keterkaitan wujud berkesenian
dengan tata kehidupan, kebudayaan, dan perekonomian masyarakat yang
bersangkutan.
·
Memantapkan kemampuan menilai karya seni yang secara tidak langsung
mengembangkan apresiasi seni di dalam masyarakat pada umumnya.
·
Estetika dapat memantapkan kewaspadaan atas pengaruh-pengaruh negatif
yang dapat merusak mutu kesenian dan berbahaya terhadap kelestarian aspek-aspek
dan nilai-nilai tertentu dari kebudayaan kita.
·
Estetika bisas secara tidak langsung, dengan bobot yang baik, yang
dibawakan kesenian, dapat memperkokoh masyarakat dalam keyakinan akan
kesusilaan, moralitas, perikemanusiaan, dan ketuhanan.
·
Belajar estetika pada mulanya akan melatih diri berdisiplin dalam cara
berfikir dan mengatur pemikiran secara sistematis, membangkitkan potensi untuk
berfalsafah yang akan memberikan kemudahan dalam menghadapi segala permasalahan,
memberi wawasan yang luas dan bekal bagi kehidupan spiritual dan psikologi
kita.
penjelasan diatas
merupakan barbagai macam pengertian dari para ahli mengenai estetika, dan
sedikit mengenai manfaat bagi seseorang jika mempelajari tentang estetika, pada
khususnya untuk pada pegiat seni. Semoga penjelasan diatas dapat menambah ilmu
pengetahuan baru mengenai seni dan estetika dan dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Pengertian Dan Contoh Karya Seni Rupa Terapan
Nusantara
Contoh Karya Seni Rupa – Pagi ini kita akan
mencoba untuk membahas mengenai Seni Rupa yang sangat beragam diseluruh
indonesia, pasti di daerah kita masing-masing akan banyak sekali contoh seni
rupa yang dapat kita temukan, oleh karena itu penting untuk kita bahas pada
kesempatan kali ini, nah seperti apa aja si bentuk seni rupa itu, kita akan
membahas secara serius disini.
Pengertian Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Seni
Rupa Nusantara merupakan bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di daerah
masing-masing di seluruh wilayah yang mencakup Indonesia. Beragam bentuk
kesenian nusantara tumbuh hasil dari budaya masyarakat di wilayah yang sesuai
dengan adat istiadat serta kondisi lingkungan yang di tempatinya. Dari kesekian
banyak bentuk kesenian yang berkembang, salah satunya merupakan bentuk seni
Rupa. Taukah bahwasanya bentuk karya seni rupa di
setiap daerah tidaklah sama, semua memiliki ciri khas yang berbeda-beda di
setiap daerah. hal ini tentu saja di karenakan karya seni Rupa yang di hasilkan
merupakan bentuk dari pengolahan gagasan, teknik, media serta keahlian dari
masyarakat yang membuatnya, dan tidak tercampur oleh pemikiran dari luar karena
di waktu lalu tidak ada media yang memudahkan untuk melihat dunia luar yang nan
jauh.
Akan tetapi walau bentuknya sangat beragam, kita masih bisa menikmati keindahan beragam karya seni Rupa daerah tersebut, hal ini karena seni Rupa mempunyai Sifat sebagai berikut ini.
a. Kreatif
Akan tetapi walau bentuknya sangat beragam, kita masih bisa menikmati keindahan beragam karya seni Rupa daerah tersebut, hal ini karena seni Rupa mempunyai Sifat sebagai berikut ini.
a. Kreatif
Kreatif
adalah Kemampuan untuk mengubah atau membuat sesuatu yang belum pernah ada
menjadi ada.
Ciri
khas yang melekat pada sebuah karya yang membedakannya dengan hasil karya orang
lain atau kelompok masyarakat lain.
c. Perasaan
Penciptaan
seni selalu melibatkan emosi, ekspresi dan perasaan.
d. Abadi
Keindahan
atau kesan yang disampaikan si pencipta karya akan diterima oleh orang yang
melihat atau mendengarnya. Hal ini akan bertahan dalam waktu yang lama
tergantung pada keindahan yang dihasilkan.
e. Umum
Tidak
mengenal batasan wilayah. Seni dapat diterima secara umum oleh segala
bangsa, bahasa berlaku sepanjang waktu.
Contoh Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Langsung
saja ya kita Ke Contoh-contoh Seni rupa terapan Nusantara, kita simak langsung
di bawah ini.
1. Ragam Karya Seni Rupa
Nusantara Masa Lampau
a. Bejana Dan Perunggu
Bejana
perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Madura,
bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng. Kedua bejana yang
ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar
geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
b.
Seni hias nekara (gendering
dari perunggu)
Gong
nekara adalah gong perunggu buatan kebudayaan Dong Son, yang terdapat di delta
Sungai Merah Vietnam Utara. Gong ini diproduksi pada sekitar 600 tahun sebelum
masehi atau sebelumnya, sampai abad ketiga Masehi. Dengan menggunakan metode
pengecoran logam yang telah hilang (lost wax method), gong ini oleh para
peneliti sejarah dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari budaya
pengerjaan logam.
c. Seni Hias Keris
Keris
adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya)
dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan
tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena
tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya
berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu
terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam
yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli
Nusantara adalah kerambit.
d. seni hias kalamakara
Kalamakara
adalah salah satu bentuk wajah raksasa dan diapit oleh relief wanita cantik,
desain ornamentis yang selalu menghiasi bagian atas pintu candi-candi di Jawa.
Bentuk kalamakara ini merupakan salah satu wujud ornamen figuratif yang
memiliki fungsi spirutual, yaitu sebagai ‘tolak balak’ (pengusir roh-roh
Jahat). Biasa kita menyebutkan penolak sial atau penolak ancaman batin yang
tidak tampak secara lahiriah.
e. Seni hias kaligrafi
Kaligrafi,
dari bahasa Yunani; καλλι “keindahan” + γραφος “menulis” ) Bahasa Jepang Nihongo
日本語) adalah seni menulis dengan indah dengan
pena sebagai hiasan. Tulisan dalam bentuk kaligrafi biasanya tidak untuk dibaca
dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama, karena sifatnya yang membuat mata
cepat lelah. Karena itulah sangat sulit menemukan contoh kaligrafi sebagai
tipografi buku-buku masa kini.
f. Seni hias ukiran
Seni
hias ukiran merupakan ragam hias yang unik dan memiliki daya seni yang tinggi,
beragam jenis ukiran yang ada di indonesia sudah sangat terkenal di seluruh
dunia. banyak orang luar negri yang membeli kerajinan kayu yang berasal dari
Indonesia
g. Seni hias patung/relief
Relief
adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang biasanya dibuat di atas batu.
Bentuk ukiran ini biasanya dijumpai pada bangunan candi, kuil, monumen dan
tempat bersejarah kuno. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur
merupakan salah satu contoh yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan sang
Buddha dan ajaran-ajarannya.
h. Seni bangunan
Sebelum
masuknya pengaruh Hindu-Buddha, bangsa Indonesia telah mengenal seni bangun dalam
bentuk bangunan-bangunan besar dari masa megalithikum yang tekait dengan
kegiatan pemujaan kepada roh nenek moyang.
i. Seni hias wayang
Wayang
adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan
Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung
Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan
Jawa dan Hindu.
j. Seni hias kain
Motif
hias nusantara terkenal di mancanegara dengan keindahan tersendiri. Ragam hias
adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang
dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan
pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Ragam
hias dapat distilisasi sehingga bentuknya bervariasi. Keanekaragaman motif hias
ini semakin memperkaya kebudayaan bangsa kita. Keterampilan yang akarnya sudah
berumur ribuan tahun tersebut wajib kita lestarikan agar tidak punah.
2. Ragam Karya Seni Rupa
Nusantara Masa Baru
a. Seni Anyaman
Anyaman
adalah serat yang dirangkaikan hingga membentuk benda yang kaku, biasanya untuk
membuat keranjang atau perabot.
b. Seni Tekstil
Kerajinan
tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil sebagai
bahan utama. Tekstil adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi
benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk
kerajinan lainnya. Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang,
kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat dari serat.
c. Seni Keramik /gerabah
Keramik
pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. dan kini masyarakat
indonesia juga membuat keramik dan gerabah degan berbagai corak.
d. Seni Ukiran dan Pahatan
Seni
ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung ( kruwikan
) dan bagian-bagian cembung ( buledan ) yang menyusun suatu gambar yang indah.
Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni
membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain.
e. Seni Patung
Patung
diartikan sebagai benda tiruan yang berbentuk manusia/binatang yang di buat
dengan cara di pahat.
f. Seni Bangunan
Seni
Bangunan kebanyakan sebagai seni terapan yaitu seni yang memiliki segi kegunaan
dalam kehidupan manusia.
g. Seni Dekorasi
Kata
Dekorasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “decoration” yang artinya hiasan.Dekorasi
diciptakan dengan tujuan untuk melengkapi bangunan dan membuat suatu ruangan menjadi
lebih indah dan lebih nyaman.
h. Seni Lukis
Seni
Lukis adalah jenis seni rupa 2 dimensi yang hanya dapat dilihat dari 1 arah
yaitu dari rah depan.Dari karya seni ini dapat menimbulkan rasa marah, gembira,
sedih, haru, indah, serta bersemangat.Aliran lukisaan yang berkembang antara
lain naturalisme, realisme, imprealisme, ekspreonisme, kubisme, surealisme,
futurism, dan abstrak .
Nah
Sobat Saya rasa artikel mengenai Ragam seni rupa di indonesia atau nusantara
ini, kita cukupkan sampai di sini dahulu ya, kita akan menyambungnya pada
kesempatan berikutnya, jika teman-teman masih ada yang ingin di tanyakan maka
silahkan saja hubungi admin lewat contac us ya, terima kasih banyak.
A.SENI RUPA NUSANTARA
Seni
menurut Popo Iskandar adalah karya cipta manusia yang bersifat kreatif dan
memiliki nilai seni yangdapat dikomunikasikan kepada orang lain. Seni memiliki
beberapa cabang, antara lain seni musik, senirupa, seni tari, dan seni teater.
Pada materi berikut ini yang kita pelajari adalah cabang seni rupa. Seni rupa di
wilayah Nusantara sudah ada sejak zaman prasejarah. Hal
ini dibuktikan dengan diketemukannya hasil karya seni rupa, baik berupa
lukisan di dinding-dinding gua maupun benda-benda yang digunakanuntuk meramu. Hasil
seni rupa pada zaman tersebut diperkiraan sebagai sarana untuk melakukan ritual tertentu. Kehidupan
manusia gua. Seni rupa adalah cabang seni yang menggunakan media rupa dalam
penyampaiannya. Unsur media rupaini dapat berupa titik, garis, bidang, bentuk,
warna, tekstur, gelap-terang. Seni rupa menurut kegunaannya dibedakan menjadi
tiga yaitu seni rupa murni, seni rupa terapan dan desain. Seni rupa murni
adalah suatu karya seni yang menggunakan media visual yang digunakan sebagai
pemuas ekspresi pribadi atau karya yang dibuat hanya digunakan untuk kepuasan
dirinya sendiri. Seni rupa murni terdiri dari seni lukis, seni grafis, seni
patung, seni instalasi. Sedangkan seni rupa terapan adalah karya seni rupa
yang menitik beratkan pada aspek kegunaan atau fungsi. Seni rupa terapan terdiri
dari berbagai macam hasil karya seni kriya, baik kriya kayu, kriya kulit,
kriya logam, kriya keramik, kriya tekstil, batik. Seni rupadesain
terdiri dari desain produk, desain grafis, desain arsitektur, desain
interior-eksterior. Seni rupa Nusantara
adalah suatu karya seni rupa yang terdapat di wilayah Nusantara. Seni rupa Nusantara
menurut periode perkembangan dibagi menjadi Zaman Batu, Zaman Klasik,
dan Zaman Indonesia Baru.
.
ZAMAN
BATU
a. Zaman Batu
Tua
( paleolithikum)
Zaman paleolithikum ini ditandai dengan diketemukannya
benda-benda dari batu kasar, berupa kapakgenggam (chopper) yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Parigi
(Sulawesi), Gombong (JawaTengah), Sukabumi (Jawa Barat). Di Ngandong (Jawa
Tengah) ditemukan alat-alat dari batu beranekawarna yang berfungsi untuk
mengorek-orek ubi yang disebut flakes dan peralatan dari tulang (
boneculture). Selain itu juga ditemukan lukisan kuno
di gua Leang-leang (Sulawesi Selatan) objek lukisan digua ini berupa telapak
tangan dan tubuh manusia. Di Papua objek lukisannya berupa binatang
terdapatcipratan darah yang dicampur dengan lemak.
Lukisan dinding gua LascauxSerpihan batu peninggalan
palaelithikumBone culture
b. Zaman Batu
Tengah (mezolithikum)
Pada zaman ini kehidupan nenek moyang kita sudah
mulai maju dan berkembang. Hal ini dibuktikandengan diketemukannya ujung panah,
flakes, batu penggiling, pipisan, kapak batu dan alat-alat daritanduk rusa.
Nenek moyang kita pada zaman ini diperkirakan sudah mulai menetap. hal ini
dibuktikandengan diketemukan tumpukan kulit kerang setinggi tujuh meter di
pantai timur Sumatra dan juga sudahdiketemukan pecahan tembikar dari
tanahliat.
Kapak batuPeninggalan mezolithikum
c. Zaman Batu Muda
(neolithikum)
Pada zaman ini nenek moyang kita sudah tinggal
menetap. Dalam mencari mata pencaharian merekasudah mulai bercocok tanam. Pada
periode ini telah ditemukan kapak lonjong dan persegi. Kapak persegi(ditemukan
di Lahat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Pacitan, Tasikmalaya dan lereng Gunung
Ijen) diperkirakan untuk bercocok tanam, memahat dan untuk memotong kayu.
Sedangkan kapak lonjong (ditemukan di Papua, Minahasa, Serawak dan Kepulauan
Tanimbar) bentuknya bulat memanjang dengan bagian ujung lancip dan
tajam.Pada zaman ini juga sudah diketemukan
tembikar dari tanah liat yang sudah diberi motif hiasan yang bersifat
magis, perhiasan cincin, kalung, gelang dari batu dan pakaian dari
kulit kayu. Kapak lonjongGerabah peninggalan
masa neolithikum
- Zaman Batu Besar (megalithikum)
Zaman
Batu Besar ditandai dengan adanya peninggalan monumen-monumen batu sebagai
upacara keagamaan yang dianut masyarakat pada saat itu. Peninggalan tersebut
berupa dolmen ( sejenis meja dari batu berukuran
besar berfungsi untuk meletakkan sesaji di atasnya dan juga sebagai
tanda bahwa di bawahnya ada kuburannya), (bangunan yang
menyerupai tugu sebagai tanda bersemayamnya roh.
Sejarah
Seni Rupa PERKEMBANGAN SENI TIMUR
Jauh sebelum dimulai perhitungan tahun masehi, dibeberapa tempat di daerah timur sudah memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermutu tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di timur maupun di daerah barat Kesenian timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir, Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah ini menampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing – masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya
1. Kesenian Mesir Kuno
Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang
dapat memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat
mengembangkan kebudayaanya dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu
pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan yang disebut
Hiroglif
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu
kultus kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut
Polytheisme (banyak Dewa), seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa
Isis, Dewi Hather dan
sebaginya, dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan
itulah muncul seni Mesir yang bersifat sacral, penuh magis dan misteri, mulai dari
pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada bangunan – bangunan yang
monumental dan raksasa. Terutama seni bangunan dan seni patung dibuat dari batu
kapur dan batu granit. Sehingga peninggalan – peninggalannya masih dapat kita
lihat sampai sekarang
a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk limas segi empat yang didalamnya terdapat gang – gang / lorong menuju ke kamar Raja (Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagi keajaiban dunia Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;
- Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karn
- Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di Abu Simbel
b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi
- Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap, tangan kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan
- Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri – cirinya sama dengan kourus hanya kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain lengkap. patung dalam bentuk lain disebut Sphynx, yaitu patung berkepala Raja berbadan singa
c. Seni relief / Lukis Mesir Kuno
Ditemukan pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding.
Kesan yang ditampilkan bersifat dekoratif ilustratif dan simbolis. Sedangkan
cara menggambar objeknya yaitu:
- Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat sebenarnya
- Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang digambarkan. Misalnya gambar seorang Raja lebih besar dari pada rakyatnya
d. Seni Musik dan Seni ari Mesir Kuno
Sesuai dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada
saat itu sudah mengenal seni Tari dan musik. Hal ini berdasarkan pahatn mereka
(relief) pada dinding bangunan. Diantaranya terdapat adegan yang sedang memainkan
suling dan harva serta adegan Tari Tarian ritual sesuai dengan kepercayaan mereka
pada saat itu
2. Kesenian Mesopotamia
Mesopotamia adalah suatu daratan yang terletak antara
sungai Efrat dan sungai Tigris. Masyarakatnya makmur sehingga kebudayaannya
berkembang dengan baik, telah mengenal berbagai ilmu pengetahuan dan tulisan
yang disebut tulisan Paku
Daerah ini merupakan lalu lintas yang sangat ramai
dan sering dijadikan sasaran invansi oleh berbagai bangsa, antara lain oleh
bangsa Sumeria, Babilonia, Asiria dan Persia
Masyarakat Mesopotamia tidak mengenal kultus kematian
sehingga jarang ditemukan makam sebagai bentuk arsitektur yang khas.
Keseniannya lebih bersifat duniawi, tetapi sisa – sisa peninggalannya tidak
sampai ke jaman kita karena:
-
Mengunakan bahan yang tidak tahan lama (batu bata)
- Sering terjadi bencana banjir
- Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan (perang)
a. Seni Bangunan Mesopotamia
- Sering terjadi bencana banjir
- Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan (perang)
a. Seni Bangunan Mesopotamia
- Istana, dengan ciri – ciri: menggunakan konstruksi lengkung tong tanpa menggunakan tiang. Pada bagian pintu gerbang terdapat patung penjaga Ambang, yaitu patung berkepala Raja dan berbadan banteng dan bersayap. Contohnya istana Sargon II di Khorzabad
- Ziggurat, yaitu sejenis menara bertingkat berbentuk kerucut yang berfungsi sebagai banguan suci
- Stele, yaitu sejenis tugu batu yang permukaannya diberi relief tentang suatu peristiwa, contohnya Stele Hamurabi
b. Seni Patung, ciri – cirinya:
- Patung Sumeria: tubuh kaku otot dilebih – lebihkan dan kepalanya bulat
- Ptung Asiria: matanya diperbesar, dekoratif, raut muka mengesankan kekerasan Patung Babilonia: bersikap tenang seolah – olah sedang menjalankan tugas keagamaan
c. Seni relief
- Relief Babilonia : bertemakan tentang keagamaan
- Relief Asiria: bertemakan tentang kekerasan
3. Kesenian India
Kebudayaan purba India berkembang sekitar 3000 SM di
lembah sungai Indus – Pakistan. Dari beberapa hasil temuan ternyata sudah
menunjukan suatu bentuk kebudayaan yang bermutu tinggi. Tetapi masih belum
memberikan gambaran secara lengkap tentang peninggalannya, Karena masih belum
banyak ditemukan
Peninggalan – peninggalanya antara lain:
a. Seni bangunan, contohnya reruntuhan bangunan yang
ditemukan di dua kota lama (Mahenjo – Daro dan Harapa) menggunakan batu bata,
penempatan bangunan dengan system sentral dan sudah ada bangunan yang bertingkat
b. Seni patung, berbaga naturalis dan stilasi terbuat
dari batu logam dan kayu
c. Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang diberi gambar binatang (badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai sekarang masih belum bisa dibaca
c. Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang diberi gambar binatang (badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai sekarang masih belum bisa dibaca
Kemudian sejak munculnya ajaran Hindu – Budha maka
berkembang berkembang kebudayaan yang bercorak khusus. Bentuk keseniannya
mengarah pada gaya perlambangan (simbolisme) dengan berpedoman pada buku seni
disebut “Silfa Sastra”
Peninggalan
– peninggalan itu adalah;
a. Seni Banguanan India
- Stamba (Tugu Asoka) berfungsi sebagai media penyebaran ajaran Budha
- Stupa (caitya) berfungsi sebagai lambang ajaran Budha
- Kuil Budha (Chaitya Griha) merupakan bangunan tempat meditasi para pendeta
Budha
b. Seni Patung India
Ketika masyarakat Budha masih bersifat Ai-Iconis
(tidak mengenal patung sebagai media pemujaan), maka Budha hanya diwujudkan
dalam bentuk perlambangan saja, seperti Tahta Budha, Cakra Budha atau Telapak
Kaki Budha. Kemudian setelah India mendapat pengaruh dari kesenian
Yunani-Romawi, barulah Budha diwujudkan dalam bentuk patung manusia dengan ciri
– ciri masih memperlihatkan gaya seni patung Yunani (Dewi Apolo). Ciri –
cirinya yaitu: bergaya realis, muka lonjong, rambut bergelombang dan sikap
duduk kaki berjuntai. Dalam perkembangan selanjutnya seni patung India
memperlihatkan ciri khasnya, yaitu raut muka seperti orang India, duduk bersila
dengan sikap tangan tertentu yang mengandung atri (Mujra)
c. Seni Lukis dan
Seni Relief India
Peninggalan seni relief India terdapat pada dinding di dalam biara – biara
menggunakan teknik fresco yaitu melukis yang dikerjakan ketika dindingnya
masih basah sedangkan seni reliefnya banyak terdapat pada dinding –
dinding candi Hindu
PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA
A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia
1. Bersifat
tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk
kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun temurun
2. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering
dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga
menjadi milik bangsa Indonesia sendiri
3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan
keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan
seni yang beraneka ragam
4. Bersifat Seni
Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang
menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan
5. Bersifat Non Realis
Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh
pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan / simbolisme
B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum
ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis mengenai kehidupan
manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari
kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan
Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan
bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas:
Jaman Batu dan Jaman Logam
1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua
(Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda
(Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut
jaman megalithikum (Batu Besar)
Peninggalan – peninggalannya yaitu:
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki tempat tinggal
tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau mengumpulkan makanan
(food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman
Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa – goa. Seperti goa
yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah
panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai
Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa –
sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia sudah bisa
bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal
di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan
– bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama,
seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa
patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis,
terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum banyak itemukan patung
– patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan
yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai
Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti
adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada
jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan – bangunan
dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau
motif perlambang)
2. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai
jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari bahan
perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya seni
tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2 teknik
mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng
berulang
2)Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu
kali pakai (tidak bisa diulang)
C. Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang
menyebar di Indonesia sekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan
perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra
yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asli Indonesia (kebudayaan
istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung
secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana
sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media
upacara agama
c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak
pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia
2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama
salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan
mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk
memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
- Candi Stupa: didirikan sebagai lambang Budha, contoh candi Borobudur
- Candi Pintu Gerbang: didirikan sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
- Candi Balai Kambang / Tirta: didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
- Candi Pertapaan: didirikan di lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
- Candi Vihara: didirikan untuk tempat para pendeta bersemedi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari 3 bagian
- Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus membentuk denahnya (berbentuk segi empat, ujur sangkar atau segi 20)
- Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar tempat arca atau patung
- Atap candi: berbentuk limas an, bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang
kelompok. Ada dua system dalam pengelempokan candi, yaitu:
- Sistem Konsentris (hasil pengaruh dari India) yaitu induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok candi lorojongrang dan prambanan
- System membelakangi (hasil kreasi asli Indonesia )yaitu induk candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur
yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang
disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
- Halaman depan terdapat balai pertemuan
- Halaman tengah terdapat balai saji
- Halaman belakang terdapat; meru, padmasana, dan
rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding keliling dengan
pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada yang terbuka (
candi bentar)
- Pura agung, didirikan di komplek istana
- Pura gunung, didirikan di lereng gunung tempat
bersemedhi
- Pura subak, didirikan di daerah pesawahan
- Pura laut, didirikan di tepi pantai
3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat
pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang terdapat di komplek
puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen), tempat upacara meratakan
gigi (Balain Munde) dsb
b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama
Hindu merupakan hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu
percaya adanya Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka
setiap patung diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma
laksananya berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa).
Sedangkan pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan
sabit, dan tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan adalah sang
Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap patung Budha
memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
- Rambut ikal dan berjenggot (ashnisha)
- Diantara keningnya terdapat titik (urna)
- Telinganya panjang (lamba-karnapasa)
- Terdapat juga kerutan di leher
- Memakai jubah sanghati
c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya hasil tiruan dari
gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi hiasan sesuai
dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan fauna serta mahluk
azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan bersifat 3
dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas
pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll
2) Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua
dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu ialah Mahabarata
dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka, Lalitapistara
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan
3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu Budha
a. Seni rupa Jawa Hindu
periode Jawa Tengah, terbagi atas:
1) Jaman Wangsa Sanjaya
Candi – candi hanya didirikan di daerah pegunungan.
Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan binatang (lembu atau
garuda)
2) Jaman Wangsa Syailendra
Peninggalan candinya : kelompok Candi Prambanan,
Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut
Dan Kelompok Candi Plaosan
Seni patungnya bersifat Budhis, contohnya patung
Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur
b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa Timur, terbagi
atas:
1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah meperlihatkan tanda –
tanda gaya seni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan yaitu
pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi.
Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan
tradisi India, tetapi sudah diterapkan
proposisi Indonesia seperti pada patung Airlangga
2) Jaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar – benar
meperlihatkan gaya seni Jawa Timur baik pada struktur candi maupun
pada hiasannya, contohnya: candi singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni
patungnya bergaya Klasisistis yang bertolak dari gaya seni Jawa
Tengah, hanya seni patung singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya
dengan hiasan contohnya patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.
3) Jaman Majapahit
Candi – candi Majapahit sebagian besar sudah tidak
utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan candi di Jawa Tengah
yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan candinya: kelompok candi
Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi Triwulan dll
Kemudian pada seni patungnya sudah tidak lagi
memperlihatkan gaya klasik Jawa Tengah,
melainkan gayaIndonesia seperti tampak pada raut muka, pakaian batik
dan perhiasan khasIndonesia. Selain patung dari batu juga dikelan patung
realistic dari Terakotta (tanah liat) hasil pengaruh darin Campa dan China,
contohnya patung wajah Gajah Mada magis monumental yang lebih menonjolkan
tradisi
c. Seni Rupa Bali Hindu
Di Bali jarang ditemukan candi sebab masyarakatnya
tidak mengenal Kultus Raja. Seni bangunan utama di Bali adalah Pura
dan Puri. Pura sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung
perwujudan Dewa karena masyarakat Bali tidak mengenal an-Iconis yaitu
tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun patung hanya sebagai
hiasan saja
4. Perbedaan Gaya Seni Jawa Tengah Dengan
Jawa Timur
a. Perbedaan struktur bangunan candi
- Candi Jateng terbuat dari batu adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata
- Candi Jateng bentuknya tambun, sedangkan di Jatim bentuknya ramping
- Kaki candi Jateng tidak berundak sedangkan di Jatim berundak
- Atap candi Jateng pendek, sedangkan di Jatim lebih tinggi
- Kumpulan candi di Jateng dengan system konsentris, sedangkan di Jatim dengan system membelakangi
b. Perbedaan pada seni patungnya
- Patung – patung di Jateng hanya sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia bisa
- Seni patung Jateng bergaya simbolis realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman Majapahit bergaya magis monumentalPrambandala (lingkaran kesaktian) pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim terdapat di bagian
- belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api
- Pakaian Raja / Dewa pada seni patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala
c. Perbedaan hiasan candi
- Hiasan adegan cerita pada candi Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)
- Adegan cerita pada candi Jateng hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan cerita asli Indonesia, misalnya cerita Panji
- Motif hias pada candi di Jateng bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asliIndonesia sperti motif penawakan dan gunungan serta perlambangan.
d. Seni Rupa Indonesia Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad
ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina. Mereka
menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing – masing,
maka timbul akulturasi kebudayaan. Seni rupa Islam juga dikembangkan oleh para empu di
istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa (Raja/Sultan)
kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para walipun berperan
dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya da’wah Islam
disampaikan dengan media seni wayang
1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di
istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah
dan seni Hindu Budha)
c. Berperan
2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
1. Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang
berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali),
contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
2. Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal
Raja, pusat pemerintahan. Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana
bisaanya didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding
keliling dan parit pertahanan.
3. Makam
Arsitektur makam orang muslimin
di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi non muslim.
Pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak.
Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan
atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada
makam yang beratap sungkup
b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan
indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis
dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni
kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi /
hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk
gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media
ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli
c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari penggambaran
makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan stilasinya
(digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh – tumbuhan
E. Seni Rupa Indonesi
Modern
Istilah “modern” dalam seni
rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat
dari pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan
perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan
1. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman
(1807 – 1880), seorang seniman Indonesiayang belajar kesenian di eropa dan
sekembalinya di Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya.
Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern
2. Masa seni lukis Indonesia jelita / moek
(1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat
yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain –
lain. Ada beberapa pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah
/ teknik ini antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan
Wahid Somantri
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan
tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekreTarisnya S.
Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, Emira
Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI bertujuan agar para seniman
Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadan Indonesia
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 – 1945)
Pada jaman Jepang para
seniman Indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka
Shidoso. Para seniman yang aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini,
Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan
POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar
Dewantara dan KH. Mansur
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 – 1950)
Pada masa ini seniman banyak teroragisir dalam
kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh
Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S. Sujiono, Pusat Tenaga
Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya Surakarta (HBS) dll
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan
Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI (Akademi
Seni Rupa Indonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah Tinggi
Seni Rupa Indonesia) yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian
di Bandung berdiri Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi
Jurusan Seni Rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya
LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di
setiap IKIP Negeri bahkan sekarag pada tingat SLTA
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang
berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka,
Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll
Sejarah Seni Rupa Barat
Gaya Klasik (Romawi)
Sebelum berdirinya
Kerajaan Romawi, Italia Tengah didiami oleh bangsa Etruska. Kebudayaan bangsa
ini banyak sekali dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani ketika bangsa ini
menduduki Italia. Pengarang Romawi, Vitruvius menceritakan bahwa dalam seni
bangunan, terutama kuil-kuil, banyak sekali kelihatan pengaruh tersebut.
Kuburan-kuburan dibangun menyerupai cugung Yunani dan pada bagian bawah, yakni
di dalam tanah dibuat seperti ruang-ruang jenazah orang Mesi Dalam membangung keperluan-keperluan yang langsung dipergunakan, seperti
jembatan-jembatan dan gerbang-gerbang kota, mereka memakai bentuk-bentuk
lengkung dan relung-relung yang menurut dugaan para ahli adalah tiruan dari
bangunan relung Mesopotamia, pengaruh yang dibawa oleh pelaut-pelaut Fenisia.
Seni lukis Romawi dapat dijumpai di dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei.
Lukisan ini merupakan lukisan dinding dari kapur lembab (fresco).
Ciri-ciri yang jelas adalah unsur-unsur perspektif yang dikemukakan yang
bertentangan atau berlawanan dengan pengertian hiasan datar. Oleh karena itu
lukisan ini membawa efek lain, yaitu tidak seperti kita melihat dinding yang
digambari, melainkan melihat pemandangan alam yang sebenarnya. Kadang-kadang
bagian yang kecil dari tembok dilukisi dengan cerita-cerita mitos yang
mengesankan lukisan dinding (mural).
Di dalam istana-istana Rordapat juga lantai-lantai dalam bentuk mozaik
yang memperlihatkan suasana ilusionis disebabkan unsur perspektif serta gelap
dan terang dipergunakan. Contoh yang indah adalah suatu mozaik lantai yang
menggambarkan pertempuran Iskandar Agung melawan orang Persia, yaitu
pertempuran dekat Issus.
Demikianlah karya-karya seni lukis Romawi yang dianggap mengikuti jejak seni
lukis Yunani.
Gaya Nasrani Kuno
a. Zaman Katakomba
Sesuatu yang tak
kalah pentingnya dengan liang-liang katakomba dan ruang-ruang ibadat ialah
tulisan-tulisan pada kuburan-kuburan dan kisah-kisah yang dilukiskan pada
dinding dan langit-langit. Tulisan-tulisan merupakan ucapan-ucapan hormat dan
cinta kasih kepada yang meninggal. Semua lukisan merupakan hiburan dan
pendorong bagi yang hidup. Semua lukisan menggambarkan kebangunan-kebangunan di
dalam kuburan dan pertolongan-pertolongan ajaib (mukjizat) dari siksaan dan
malapetaka. Kebangkitan Lazarus, hikayat Yunus dengan ikan paus, Daniel di
liang singa, Suzanna dan orang tua, tentang tiga orang laki-laki dalam api
pembakaran, Nabi Nuh dengan kapalnya, hikayat Nabi Musa dan sebagainya. Ada
pula lukisan-lukisan orang-orang yang telah mati sedang bersembahyang di sorga
atau sedang menikmati hidangan yang lezat-lezat.
Karya seni lukis
Nasrani Kuno ini tampaknya memang masih sangat dipengaruhi seni lukis Romawi.
Maka tidak jarang lukisan Nabi Isa yang terdapat dalam Katakomba dibuat seperti
Orpheus yang dengan nyanyiannya menjinakkan binatang buas. Makhluk dalam kisah
Andromeda dilukiskan sebagai ikan paus dalam hikayat Yunus, peti kepunyaan
Danae sebagai kapal Nabi Nuh. Burung bangau dalam mitos Yunani ditiru sebagai
lambang keabadian, dan burung nuri sebagai lambang kebangkitan. Roh-roh
dilukiskan sebagai Dewi Psyche Yunani, dewi cinta sebagai Eros, bidadari
sebagai cupido bersayap, dan kebahagiaan di sorga digambarkan sebagai
orang-orang yang muda belia dan sebagainya.
Di samping
itu muncul pula gambar-gambar motif Nasrani asli yang murni. Lambang-lambang
ini dipilih demikian rupa sehingga oleh orang-orang Nasrani yang percaya dan
beriman dapat dipahami, seperti pelepah pohon zaitun, pelepah pohon palma,
perahu, jangkar, pohon anggur, ikan, anak domba, burung dara, huruf dan
monogram.
Jika
kepercayaan Romawi dalam menanggapi suatu benda hanya lahiriahnya saja, tidak
memberikanarti rohaniah, maka kaum Nasrani sebaliknya. Mereka mempercayai akan
adanya pembalasan, sahid, kemenangan, serta pahala; mempercayai lambang-lambang
Sakramen Nasrani serta Nabi Isa.
Lukisan-lukisan
di dalam Katakomba bukanlah dimaksudkan sebagai lukisan yang menggambarkan
keadaan sehari-hari, melainkan selalu membawakan pengertian keagamaan,
pengertian akan hari akhirat.
b. Zaman Basilika
Dalam tahun
313 Kaisar Konstantin memberi kebebasan kepada kaum Nasrani untuk menjalankan
siar agamnya (undang-undang Milano). Dan dalam tahun 380 Kaisar Theodosius
mengeluarkan pengumuman, bahwa agama Nasrani telah dijadikan agama negara.
Sejak saat itu kesenian Nasrani dapat berkembang dengan leluasa.
Di bidang
seni lukis, lukisan-lukisan dinding merupakan teknik mozaik yang oleh bangsa
Romawi dalam zaman berhala sudah dikerjakan pada lantai-lantai istana.
Seniman-seniman Nasrani lebih pandai dalam mengatur warna dan lebih cepat dapat
memberi efek berkilau-kilauan dengan mempergunakan kepingan-kepingan pualam
berwarna atau beling-beling yang bercat perada. Terutama warna emas latar
belakang yang disapu dnegan perada, amat kemilau tampaknya, sehingga dikatakan
“mozaik emas”. Kecuali perbedaan warna serta bahan yang dipergunakan, seni
mozaik Nasrani Kuno sama dengan karya orang Romawi, sama dalam kebebasan
komposisi, efek warna, dan cahaya serta bayangan, dan sebagainya. Contoh-contoh
yang indah adalah mozaik-mozaik di makam Galla Placidia di Ravenna.
c. Zaman Byzantium
Keping-keping
(panel) kecil terbuat dari papan atau tembaga yang dilukisi, disebut ikon,
banyak dijumpai. Tetapi sebagian besar telah hancur dan binasa. Sebagai ciri
khusus, tampak kekasaran dalam gaya. Garis-garis lurus pada kerut-kerut
pakaian, sikap yang tegak, wajah yang kaku, dan tidak banyak meniru alam
sesungguhnya. Ciri-ciri ini terdapat juga pada karya-karya gambar cat kaca dan
mozaik-mozaik. Mozaik-mozaik di Aya Sophia oleh orang Turki telah dilabur, yang
tadinya adalah hasil kesenian yang amat indah.
Setelah
Kaisar Theodorik meninggal, Kaisar Justinianus memerintahkan menyelesaikan
gereja-gereja yang terbengkalai di Ravenna. Kemudian disuruhnya pula membuat
mozaik yang menggambarkan baginda dengan permaisuri diiringi seisi istana. Raja
dan ratu tampak memakai nimbus sebagai mahkota. Dalam barisan yang lurus
tampak iring-iringan berjalan bersisi-sisian. Pad agambar-gambar suci, baik
kerut-kerutan pakaian, sikap dan roman muka, tampaknya amat serupa, sehingga
kelihatannya seperti hiasan yang bermotif itu-itu juga atau diulang-ulang,
tidak merupakan gambar-gambar daripada orang-orang yang berlainan. Cara yang
kasar dan kaku ini adalah ciri khas seni Bizantium yang berkesan dekoratif.
Gaya Romanesk (Romanisme)
Peradaban
orang Eropa Utarajauh terbelakang dibandingkan dengan peradaban orang Bizantium
dan Romawi. Perpindahan penduduk secara besar-besaran dan berakhirnya kekuasaan
Kekaisaran Romawi menyebabkan terhentinya peradaban di Eropa Utara, yang
sesungguhnya baru mulai ditingkatkan oleh orang Romawi. Ada juga rahib-rahib
dari gereja Benendikta pada abad ke-8 yang berusaha membawa peradaban ke utara,
yang disokong oleh Karel Agung. Usaha itu banyak membawa kemajuan, tetapi
kemudian hancur pula oleh peperangan-peperangan yang dilakukan oleh turunan Karel
Agung sendiri. Dan dengan adanya penyerbuan bajak-bajak laut Norwegia pada
tahun 800-1000, diganyang pula sisa-sisa yang masih ada. Maka hancurlah
kebudayaan Eropa.
Keadaan pada
abad ke-9 dan ke-10 sedemikian bergolaknya, sehingga ilmu pengetahuan dan
kesenian hanya dapat berkembang di biara-biara saja. Maka taklah dapat
disangkal, kalau abad ke-10 itu dinamakan orang “Abad Besi”.
Setelah
berlalu tahun 1000, kemajuan-kemajuan mulai terlihat. Usaha ini pada masa itu
hanya dipimpin oleh kaum agama. Oleh sebab itu kesenian pada abad tersebut amat
dipengaruhi oleh suasana keagamaan. Usaha-usaha dalam berbagai bidang pun mulai
bergerak cepat.
Tentang
bangunan-bangunan atau kesenian profan belum menjadi persoalan dan tidak pernah
dipikirkan.
Seni lukis
Zaman Romanesk hanya terbatas pada lukisan di atas kertas perkamen sebagai
ilustrasi buku yang ditulis dengan tangan. Lukisan-lukisan dinding pada
gereja-gereja Romaneska yang gelap boleh dikatakan sedikit sekali. Lukisan-lukisan
dalam bentuk keping-keping (panel) dapat dikatakan tidak ada sama sekal.
Apa yang
terlihat dalam seni patung, maka pada seni lukis demikian pula. Penggambaran
senantiasa lebih mengutamakan cita agama daripada kenyataan duniawi. Jadi,
kesenian hasil seni Romanesk disebut ideoplastis. Pengertian yang
dikandung lebih diutamakan daripada bentuk. Tuhan dan agama menjadi pusat
kegiatan mencipta.
Penjelmaan lain
dari bentuk alam adalah ciri yang menonjol dari gaya Romanesk, sama kuatnya di
bidang seni patung dan seni lukis. Unsur perspektif tidak ada. Warna terdapat
pada bidang rata, sehingga mengesankan karya dekoratif sesuai dengan bentuk
miniaturnya. Demikian pula dengan seni mosaik, kaca patri pada jendela-jendela
memberikan kesan yang serupa. Jadi, pada lukisan tidak terdapat perspektif
bentuk maupun perspektif warna.
Gaya Gotik
a. Seni Lukis Kaca
Seni kaca jendela yang tertua
menunjukkan dibuat pada abad ke-12. Kaca-kaca berwarna dipotong-potong menurut
bentuk yang telah ditentukan, lalu disambung-sambung dengan patrian. Kecuali
timah-timah, dipakai juga besi sebagai bingkai untuk penahan tekanan angin.
Jendela-jendela dibagi pula atas petak-petak yang sama dan tiap-tiap petak
mempunyai gambar sendiri-sendiri. Tetapi ada juga jendela-jendela yang
keseluruhan bidangnya merupakan sebuah lukisan. Palang-palang besi bingkai
dipasang membelah-belah lukisan.
Seni lukis
kaca yang demikian ini tidak dapat dibuat orang lagi sesudah abad ke-12,13.
Sebabnya justru karena hasil dari teknik yang belum sempurna, penuh dengan
susunan kaca yang tidak sama jenisnya, itulah yang menimbulkan efek yang
kemilau. Sebenarnya karya ini merupakan mozaik kaca.
Jendela-jendela
Chartres yang termasyur adalah karya-karya Gotik masa permulaan
perkembangannya, yakni karya abad ke-12 dan permulaan abad ke-13.
b. Lukisan Dinding dan Lukisan Panel
Pada zaman
Romanesk seni lukis terbatas pada pelukisan-pelukisan miniatur. Pada zaman
permulaan Gotik hampir tidak berbeda hanya gayanya lebih menggambarkan corak
“fisioplastis” (meniru bentuk alam), yakni menekankan pada lahiriah.
Sesudah
tahun 1300 barulah terdapat lukisan-lukisan pada kepingan (panel) atau lukisan
di tembok-tembok. Tetapi orang menganggap para ahli agak keberatan untuk
memasukkannya ke dalam golongan karya Gotik, karena di Italia Gotik kurang
mendapat penghargaan.
Pelopor
fisioplastis adalah Cimabue (± 1240 – 1300). Yang dapat dikatakan sealiran,
meskipun baru dalam taraf permulaan, adalah Duccio. Murid Cimabue yang menjadi
terkenal ialah Giotto (1260 – 1330). Meskipun Gotto ini melukis keadaan alam
seperti kenyataannya, tetapi tidak jarang ia melukis menurut
perasaan-perasaannya. Untuk mendapat efek warna, gambar kuda diberinya warna
merah, pohon-pohon biru, dan sebagainya. Perspektif juga diabaikan dengan
tujuan untuk mendapatkan efek yang lebih memuaskan.
Pelukis
besar pada zaman Gotik ini ialah pelukis Belanda, Jan van Eyck. Dan yang
terakhir termasuk besar pula adalah Jeroen Bosch (± 1450 – 1516). Meskipun masa
kerjanya terus sampai ke abad ke-16, tetapi ia masih tergolong seniman akhir
zaman tengah.
Perbedaan
Jeroen Bosch dengan pelukis-pelukis lainnya ialah, jika pelukis-pelukis lain
melukiskan tema-tema agama dalam unsur kesucian, seperti pahala, bidadari, dan
sebagainya, Bosch sebaliknya. Ia melukiskan tema-tema agama dalam bentuk
unsur-unsur dosa, neraka, iblis, kedurhakaan dan lain-lain. Dialah pelukis
besar penutup zaman tengah.
Akhir zaman
tengah ini melahirkan pelukis-pelukis terkenal, dari Perancis Jean Fouquet
(1415–1485),Jerman mempunyai Stephan Lochner (± 1400 – 1452),Martin Schongauer
(1455–1491), Michael Wolgmunt (1434–1519), dan Belanda Comelis Engebrechtsz
(1468–1533).
Renaissance
Aliran
Renaissance adalah suatu aliran baru yang lahir di Italia. Bermula pada abad
ke-15 dan mencapai puncaknya pada abad ke-16. kota yang terkenal tempat
berpusatnya aliran ini adalah Florence.
Renaissance
berarti kelahiran baru, suatu pandangan hidup yang merupakan sanggahan bagi
Zaman Tengah. Untuk mengetahui dan menelaah aliran Renaissance dan sebab-sebab
adanya kelahiran baru ini, hendaklah kita menoleh kembali, ke abad-abad
sebelumnya, terutama ke Zaman Tengah.
Sebabnya
periode ini dinamakan kelahiran baru, karena pada abad-abad sebelumnya, apa-apa
yang lahir baru ini sudah lahir juga pada masa itu. Hanya saja karena pada
abad-abad yang lalu itu apa-apa yang lahir itu tidak atau belum mendapat
perhatian, bahkan mendapat tekanan. Maka pada permulaan abad ke-15 ia lahir
kembali, akan tetapi tidak berarti bahwa ia tidak mendapat tantangan
atau halangan-halangan pula. Halangan-halangan dan rintangan tetap ada.
Sebagai contoh bahwa pada permulaan abad ke-15 ini
paham Renaissance masih keras ditentang, terjadi pada diri Bruno (1548 – 1600).
Ia dihukum bakar karena mengemukakan pahamnya yang dianggap menentang agama
Nasrani. Demikian juga dengan Galileo (1564 – 1642), ahli ilmu falak dan filsuf
utama yang dihukum penjara dengan tidak ditentukan lamanya, jadi rintangan itu
masih ada dan sama benar dengan peristiwa yang menimpa diri Socrates (470 – 400
SM). Ia dihukum mati (minum racun) karena ia telah berani menurunkan filsafat
dari langit ke bumi. Jadi, apa yang dilakukan oleh Socrates, filsuf besar itu,
belum mendapat sambutan yang baik atau tidak ditampatkan pada tempat yang sewajarnya.
Hal ini masih terjadi pada Zaman Renaissance ini. Jadi nyatlah bahwa rintangan
itu masih ada, hanya saja desakan serta nafas zaman ini lebih memberi
kesempatan untuk menanggapi segala buah pikiran dan penemuan-penemuan baru.
Sejarah seni rupa tidak terlepas dari perkembangan sejarah dunia. Sejarah dunia
dibagi atas 4 bagian, yaitu:
1. Zaman Kuna : dari ± 4000 sebelum tarikh Masehi, sampai
476 sesudah tarikh Masehi, yaitu jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat;
2.
Zaman Tengah : dari 476 – 1492, yaitu sampai ditemukannya Benua Amerika;
3.
Zaman Baru : dari 1492 – 1789, yaitu sampai Revolusi Perancis;
4.
Zaman Modern : dari 1789 – sekarang;
Maka sejarah
seni rupa termasuk pada bagian-bagian tersebut denagn periodenya masing-masing.
Zaman Prasejarah termasuk dalam golongan ke-1, yaitu Zaman Kuna. Kemudian
disusul dengan Zaman Mesir, Babilonia, Asiria, Persia, Yunani dan Romawi, yang
semuanya tergolong Zaman Kuna.
Dari ± 500 s/d ± 1000 disebutkan masa pembentukan. Tahun ± 1000 s/d 1300
disebutkan masa berkembang (gemilang), dan 1300 s/d 1500 disebut masa
kemunduran. Inilah yang termasuk dalam Zaman Tengah.
Dari ± 1500
ialah Zaman Renaissance, yang sesungguhnya masa pembentukkannya telah dimulai ±
1420. Aliran Renaissance ini dilanjutkan dengan aliran Barok hingga akhir abad
ke-18.
Dari akhir
abad ke-18 sampai sekarang ini termasuk Zaman Modern yang melahirkan
aliran-aliran seni rupa modern, seperti Impresionisme, Ekspresionisme, Kubisme,
Dadaisme, Futurisme, dan lain-lain.
Mengapakah
Renaissance justru lahir di Italia? Sebabnya, oleh karena kebudayaan Romawi
yang telah demikian tinggi dan majunya, maka perekonomian dan perdagangan
berkembang dengan baik, sehingga melahiorkan golongan-golongan saudagar dan
hartawan yang berdiam di bandar-bandar Italia.
Pada Zaman Tengah yang berkuasa adalah kaum agama. Pendeta dan gereja
memegang peranan penting dalam politik pemerintah, serta kegiatan seni pada
umumnya, dan seni rupa pada khususnya dipengaruhi pula oleh cara berpikir dan
suasana masyarakat dewasa ini. Semua kegiatan seni adalah untuk hal-hal yang
berhubungan dengan ketuhanan dan kerohanian. Cita rasa, keserasian pandangan
menurut estetika Gotik, terlukis pada komposisi yang menjulang ke atas
(vertikalisme), melambangkan keyakinan akan kekuasaan gaib di atas
segala-galanya.
Paham Zaman
Tengah ini disebut teosentris, oleh karena segala kegiatan dipusatkan
kepada Tuhan. Manusia merasa dirinya tidak berdaya, hina papa – segala-galanya
adalah kehendak Yang Maha Kuasa.
Dengan timbulnya golongan hartawan yang mempunyai harta benda yang
berlimpah-limpah, maka mereka tetap berusaha untuk tetap hidup mewah dan
mengumpulkan harta kekayaan sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, zaman ini
disebut juga zaman permulaan kapitalisme.
Golongan
hartawan ini tidak berminat lagi untuk menyuruh anak-anak mereka menjadi
pendeta atau pahlawan perang. Perhatian mereka mulai ditunjukkan pada hal-hal
duniawi dan sifat Renaissance yang mudah dikenal antara lain, ialah
ciri-cirinya yang individualistis.
Untuk melaksanakaan keinginan kaum hartawan tersebut, tentulah mereka harus
lebih banyak memperhatikan masalah manusia di sekitarnya. Perdagangan dan
pelayaran harus diperluas. Terutama ke negeri-negeri timur yang dianggap kaya
raya; menurut khayalan orang pada masa itu pantainya berpasirkan intan permata
dan berbatukan bungkalan emas.
Untuk
mencapai cita-cita ini mereka harus lebih banyak mengenal alam seperti mengenal
bumi, bulan serta bintang-bintang di cakrawala guna kepentingan ilmu pelayaran.
Juga membiayai usaha-usaha ilmiah seperti penyempurnaan pedoman hingga dapat
memperluas dunia pelayaran sampai-sampai ke India (Vasco da Gama 1497) dan ke
Amerika (Columbus 1492).
Para sarjana haruis dibantu usahanya semikian juga seniman-seniman yang
bekerja untuk memberikan kemewahan, baik dalam seni pakai, seni murni, seni
suara, dan musik semuanya mendapat perhatian dan sokongan besar dari para
hartawan
Dalam Zaman Renaissance ini kaum cerdik pandai dan seniman mulai mendapat
perhatian dan bantuan yang sangat menguntungkan bagi usaha-usaha mereka. Dan
kaum hartawan menilai dari segi keuntungan material yang dapat mereka peroleh
dengan adanya usaha-usaha membantu kaum cerdik pandai dan seniman.
Pandangan
yang tadinya dipusatkan pada masalah ketuhanan, sekarang dibelokkan ke arah
pandangan baru, yaitu memusatkan kepada manusia, sehingga aliran ini dikatakan
bersifat antroposentris.
Selain dari timbulnya gejala kapitalisme, individualisme, memperbedakan
seorang dengan yang lain, sebab yang utama juga ialah karena ada timbul aliran
atau paham baru yang menentang agama Katolik – Roma.
Banyak pemimpin agama yang tidak menaati undang-undang atau peraturan
gereja, penyelewengan dan korupsi dalam pengangkatan uskup-uskup, dan
sebagainya. Maka kekuasaan kaum agama mendapat reaksi besar. Kelanjutannya muncul
gerakan Reformasi yang dipimpin oleh Martin Luther (seorang guru besar
pada perguruan tinggi di Wittenberg, terkenal dengan Konfesi Augsburg sebagai
pengakuan mashabnya). Pandangan baru di kalangan reformasi yang beranggapan
bahwa bukan hanya gereja saja sebagai alat satu-satunya untuk dapat menyatukan
diri dengan Tuhan, menjadi salah satu unsur pula dalam kelahiran sifat-sifat
antroposentris.
Pada gambar-gambar atau lukisan maupun seni pahat serta seni bangunan zaman
Renaissance, dapat terlihat cirinya yang nyata melalui hukum naturalisme dan
komposisi yang melebar atau horizontal.
Jika dalam
karya gotik kita melihat karya yang serba ke atas (vertical), maka karya zaman
Renaissance ini kita melihat yang serba melebar (horizontal).
Pengaruh
Renaissance dalam seni lukis terlihat pada anatomi, proporsi, perspektif,
warna, cahaya, komposisi, dan juga mengenai tema.
Tokoh-tokoh Renaissance :
1.
Leonardo da Vinci (1452 – 1519) Karyanya yang terkenal :The Last Supper
Monalisa
2.
Raffael Santi (1483 – 1520)Karyanya yang terkenal : Madonna im grunen
3.
Michelangelo (1475 – 1564)Karyanya yang terkenal :Caravaggio
Barok
Barok (Baroque) lahir pada bagian kedua dari pertengahan abadak ke-16, sebagai
pertanda bermulanya pengaruh kesenian di Italia yang sesudah tahun 1600
menyerbu ke seluruh Eropa.
Barok
berasal dari kata Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”.
Dalam perkembangannya, Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai Bapak
Barok, karena keduanyalah seniman yang menjiwai paham ini.
Renaissance
melepaskan cara berpikir Zaman Tengah yang berbau gereja. Akibat kelanjutan
pandangan hidup ini ia bergerak makin maju, lebih memperhatikan dunia ini secara
rasional. Kemajuan pandangan inilah yang menghayati seni Barok, sebagaimana lazimnya
pertumbuhan seni yang sudah-sudah.
Peter Paul
Rubens (1577 – 1640), seorang seniman Belanda, pergi ke Italia untuk belajar
pada seniman-seniman besar Italia pada zaman itu. Akhirnya Rubens inilah yang
terkenal sebagai pelopor seni Barok.
Rubens
melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh perkasa
seperti karya gurunya, Michelangelo disertai pula oleh warna yang gilang-gemilang
yang diwarisi dari gurunya, Titian. Komposisinya merupakan manusia yang banyak
dengan erak yang bergejolak gelisah.
Ciri yang
jelas terlihat pada Zaman Barok ini ialah seniman lebih bebas atau leluasan
menempatkan dirinya pada hasil-hasil karyanya, sehingga warna tampaknya lebih
cemerlang serta ukir-ukiran lebih bergaya, dan efek cahaya lebih mengesankan.
Juga gerak dan karakter pakaian, kain-kain (drapery) pada seni patung diberi
aksen hingga lebih memperlihatkan gerak yang hidup dan wajar. Karya
Rubens: Maria Medici
Zaman ini
melahirkan pula pelukis besar yang amat terkenal ke seluruh dunia hingga masa
sekarang. Dia adalah Rembrandt van Rijn (1606 – 1669)
Lukisa
Rembrandt yang terkenal adalah “Nacht Wacht”. Ia tidak banyak mempergunakan
warna seperti Rubens. Kadang-kadang ia hanya mempergunakan warna yang monoton
saja. Kekuatan Rembrandt adalah pada penyusunan cahaya. Dengan permainan cahaya
ia dapat mengemukakan tema lukisannya. Di samping teknik yang dikuasainya,
hasil karyanya dapat menyelami lubuk hati manusia. Karya Rembrandt:
Nacht Wacht
Rococo
Pada
abad ke-17 Roma adalah pusat perhatian dunia di lapangan seni rupa, seperti
Paris pada masa sekarang. Di situ berkumpul seniman-seniman dari seluruh Eropa.
Banyak juga yang bermukim untu mempelajari karya-karya besar seniman
Rennaissance dan Barok.
Salah satu
pengaruh yang amat menonjol dan hubungan seniman-seniman luar Italia dengan
seniman-seniman Rennasissance adalah penempatan pemandangan cara Italia. Mereka
mengikuti jejak-jejak seniman-seniman Rennaissance yang mempergunakan komposisi
Rennaissance yang berdasarkan komposisi Klasik, sehingga taman-taman,
pohon-pohonanm semuanya dipangkas rata, tidak menjulang ke udara. Demikian pula
aliran horizontalisme kaut berpengaruh, yang disebut gaya Italia.
Pada
pertengahan abad ke-18 kelihatan pengaruh Barok mulai menurun. Sifat-sifatnya
yang lincah, penuh perasaan, mulai kabur. Hal ini disebabkan oleh karena seni
Barok sudah demikian tinggi mencapai tingkat yang ditujunya, sehingga sudah
tidak melihat lagi jalan untuk perkembangan selanjutnya. Keadaan yang demikian
dinamakan “Rococo”, yakni suatu istilah penamaan bagi kemunduran seni Barok.
Istilah ini diambil dari kata “Rocaille”, yakni seni kulit kerang, suatu hiasan
yang amat digemari pada waktu itu. Tetapi bukanlah karya seni yang tinggi
mutunya, melainkan seni pasaran saja.
Di Perancis
terlihat pengaruh Rococo lebih meluas setelah wafatnya Louis IV. Gaya Rococo
Prancis yang khas adalah lukisan –lukisan Jean Antoine Watteau (1684 – 1721).
Aliran ini membawakan sikap-sikap yang berkehendak kepada kebebasan kosong,
berlebih-lebihan, dan dibuat-buat.
Abad Kesembilan Belas
a.
Klasisisme
Pada zaman ini Napoleon mengagumi
kegagahan bangsa Romawi. Ia menyenangi arsitekturnya yang kukuh tegas,
melambangkan keperkasaan. Akan tetapi, meskipun Napoleon menyenangi sifat-sifat
yang kukuh perkasa itu, unsur-unsur yang baik dari Zaman Yunani dan dari Zaman
Tengah diterimanya juga. Oleh karena itu periode ini disebut “Klasisisme”.
Kehidupan
para seniman sampai pertengahan abad ke-19 masih tetap tergantung atau
dilindungi oleh kaum bangsawan atau orang-orang kaya, sehingga mereka masih
menduduki kelas yang baik dalam masyarakat.
Pada
permulaan abad ke-19 lahir berbagai aliran neo. Hal ini disebabkan
karena orang telah mulai menemui kebuntuan setelah mengalami klimaksnya pada
Zaman Barok, yang telah ditandai oleh kelahiran Rococo.
Pada setiap
zaman, jika pegangan orang banyak sudah mulai kabur, biasanya lahir pula
seseorang yang membawakan napas baru yang segar. Maka tokoh-tokoh seni rupa mulai
pula membawakan udara baru bagi perkembangan seni rupa. Seperti juga yang sudah
terlazim atau menjadi tradisi manusia, jika mereka telah berada semikian maju
dalam suatu kegiatannya dan menemui kebuntuan, maka ia menggali kembali apa-apa
yang sudah lama yang telah terpendam untuk dijadikan unsur baru bagi
perkembangan kegiatannya. Maka sebagai kelanjutan Klasisisme, tumbuh Neo-gotik
dengan pesat.
b. Romantik
Aliran Romantik ditandai oleh kontras
cahaya yang tegas, kaya dengan warna, dan komposisi yang hidup.
Perbedaan Romantik dengan Klasisisme
terlihat juga pada pengambilan tema. Aliran Romantik senantiasa memilih
kejadian-kejadian dahsyat sebagai tema, penuh khayal dan perasaan, petualangan,
atau tentang kejadian-kejadian masa kuno atau tentang negeri-negeri Timur yang
fantastis. Aliran ini lebih menekankan bagian yang emosional dari tingkah laku
dan sifat manusia, daripada sifat yang rasional lebih mengutamakan kepercayaan
dan intuisi, bukannya kecerdasan. Meskipun dalam teknik kaum Romantik sangat
mahir, tetapi khayalannya akan lebih menguasai buah ciptaan mereka.
Aliran Romantik di Prancis amat kuat
terlihat. Pada seni bangunannya, seperti Notre Dame, aliran ini amat jelas
mengambil unsur-unsur seni Romawi dan Yunani yang diungkapkan secara romantis.
Aliran ini lebih cenderung mengemukakan temperamen senimannya daripada
tekniknya.
Pelukis Romantik yang terkenal adalah
Theodore Gericault (1791 – 1824) dan Eugene Delacroix (1798 – 1863). Mereka
senantiasa melukiskan kejadian-kejadian yang dahsyat, kegemilangan sejarah,
serta peristiwa-peristiwa yang sangat gugah perasaan. Pelukis pemandangan yang
dalam periose Romantik ini amat terkenal adalah Jean Baptiste Camille Corot
(1796 – 1875).
c. Impresionisme
Kata Impresionisme sebenarnya adalah
kata ejekan pada lukisan Claude Monet (1840 – 1926), yang dipertunjukkan pada
pameran di Paris tahun 1874.
Lukisan Claude Monet ini
menggambarkan bunga teratai dalam suasana cuaca pagi hari. Warna-warnanya
lembut, bentuk-bentuknya tidak tegas, kekabur-kaburan oleh cuaca dan embun
pagi. Karya Monet ini ditolak oleh sebgian besar kritikus dengan dicap impresionisme
(terlalu mengesankan pandangan biasa), yakni sebagai kata ejekan. Monet sebagai
pelopor Impresionisme tetap meneruskan gaya melukis yang diejek ini. Ia
melukiskan pemandangan alam, kesibukan kota, dan lain-lain, dengan
menitikberatkan pada cuaca, yakni peralihan cuaca sepanjang hari. Aliran ini
didukung oleh pelukis-pelukis Prancis lainnya yang terkenal, seperti Eduard
Manet (1832 – 1883), Edgar Degas (1834 – 1971), Aguste Renoir (1841 – 1919),
Camille Pissaro (1831 – 1903), dan Alfred Sesley (1840 – 1898). Di Jerman
muncul pelukis Impresionisme Adolf Menzel (1815 – 1905) dan Lieberman (1874 –
1935).
d. Neo Impresionisme
Makin
majunya pengetahuan manusia tentang ilmu alam, membantu juga bagi para pelukis
dalam bidangnya. Dengan ditemukannya teor warna spektrum, yang menyanggah
anggapan bahwa cahaya matahari warnanya polos saja, menimbulkan inspirasi pada
pelukis Signac untuk membuat teori bahwa suasana selalu dipengaruhi oleh
spektrum yang berubah-ubah. endapat ini melahirkan cara melukis yang lain dari
biasa. Jika biasanya orang melukis mencampurkan cat atau warna-warna terlebih
dahulu diatas palet, baru kemudian disapukan pada kanvas, maka cara baru ini
menempatkan langsung warna-warna secara berdekatan satu sama lain. Cara ini
dinamakan divisionisme. Sebagai contoh nyata dapat dilihat pada karya
mozaik. Jadi, prinsip mozaik itu ada persamaannya dengan divisinisme, meskipun
bukanlah itu yang menjadi dasar. Makin kecil petak-petak warna ini, yang hampir
merupakan titik-titik, maka ia dinamakan pointilisme. Kesemuanya adalah
bertujuan untuk membuat efek cahaya yang kuat. Dan aliran ini disebut Luminisme,
yaitu Neo Impresionisme.
Munculnya
Luminisme ini disekitar tahun 1885, didukung oleh pelukis George Seurat (1859 –
1891) dan Paul Signac (1863 – 1935). Neo Impresionisme ini didukung pula oleh
Paul Cezanne (1839 – 1906) dan Paul Gauguin (1848 – 1903).
e. Realisme
Setelah menemui aliran Impresionisme, seniman-seniman mulai melihat kembali
kepada kenyataan. Sesungguhnya aliran Impresionisme tidak banyak mendapat
pengikut. Para pelukis lebih menaruh minta kepada kenyataan yang sesungguhnya
dan meresapkannya, melukiskan kenyataan sehari-hari tanpa memberi suasana di
luar kenyataan, tanpa menjiwai dengan perasaan romantis. Yang dikemukakan
terutama kenyataan dari kepahitan hidup, penderita pekerja kasar, kesibukan-kesibukan
kota dan pelabuhan. Cara-cara memperindah lukisan seperti kaum Romantik, mereka
tinggalkan. Juga mereka menentang sikap hidup kaum Impresionis yang banyak
melarikan diri dari keriuhan manusia, mencari alam yang tenang dan sepi.
Pelukis Realisme yang terkenal adalah George Hendrik Breitner (1857 – 1923),
sedangkan pematung Realis adalah Rodin (Perancis)
f. Simbolisme dan Monumentalisme
Keadaan masyarakat tidak terpisahkan dari perkembangan seni. Akhirnya
pandangan yang menganggap bahwa agama pun bukan saja penting, tetapi adalah
faktor yang menentukan pula di dalam seni, mulai meresapi jiwa para seniman.
Maka timbullah ilham untuk mewujudkan pandangan ini dalam bentuk seni. Para
seniman sudah tidak puas lagi dengan kenyataan lahiriah saja. Mereka ingin
menyelami lebih dari itu dan membawakannya ke atas kanvas. Rangsangan baru ini
dinamakan Simbolisme. Simbolisme jangan dikacaukan atau diacampuradukkan
artinya dengan pengertian simbolis. Arti simbolis ialah melambangkan
sesuatu. Seperti jangkar adalah lambang harapan, timbangan dengan wanita
tertutup matanya adalah lambang pengadilan, dan sebagainya. Karya Simbolisme
ini pada umumnya melukiskan pergolakan batin yang menghadapi berbagai perasaan.
Simbolisme yang dibawa kepada bentuk yang lebih sederhana mewujudkan hiasan
atau perlambangan, maka ia dinamakan juga Monumentalisme. Simbolisme lebih
mengutamakan unsur-unsur kerohanian. Sebagai imbangan dari periode
Impresionisme yang telah mengabaikan faktor ketuhanan, maka pelopor-pelopor
Simbolisme memulai dengan membawakan aliran ini untuk menyadari kembali akan
hukum ada dan tiada.
Abad Kedua Puluh
Aliran-aliran baru yang lahir pada pertengahan bagian kedua dari abad
ke-19, seperti Impresionisme, Realisme, Simbolisme, dan Monumentalisme, pada abad
ke-20 masih melanjutkan perkembangannya.
Tokoh-tokoh
terkemukanya , kecuali Vincent van Gogh (meniggal pada tahun 1980), semuanya
meninggal pada permulaan abad ke-20, seperti Gauguin (1903), Cezanne (1960),
dan Douanier (1910).
Karya
keempat pelukis yang disebutkan di atas menjadi pembicaraan resmi di antara
tahun 1905 – 1920. banyak orang memperdebatkan, membicarakan, dan menulis
serta berteori tentang karya-karya mereka ini. Dan hasil-hasil teori inilah
yang memberikan nama kepada setiap aliran itu.
a. Fauvisme
Pelopor
aliran ini ialah Henri Matiasse. Syarat untuk melihat lukisan-lukisan mereka
ini hendaklah kita menyampingkan apa yang dimaksud dengan lukisan itu.
Pelukisnya adalah pencinta, dan melukis karena cinta akan melukis. Kita tidak
usah mencari kesungguhan isi atau meminta sesuatu yang mengandung pengertian.
Mereka melukiskan apa saja yang mereka sukai. Pemandangan alam, pantai laut,
alam benda, bunga-bungaan dan sebagainya, memberi warna semaunya, bahkan kalau
dirasa perlu, bentuk-bentuknya diberi garis pinggir yang tegas.
b. Kubisme
Aliran ini
membawa objeknya kepada wujud bersegi-segi, punya kesan yang monumental,
terutama untuk seni patung. Tokoh aliran ini adalah :
Pablo
Picasso, G. Braque, Paul Cezanne
c. Futurisme
Aliran ini
sangat mengagungkan peperangan. Futurisme dapat dipandang sebagai pendobrakan
faham kubisme, yang dianggap statis dalam soal komposisi, garis dan pewarnaan.
Futurisme mengabdikan diri pada gerak, sehingga dalam contoh lukisannya, yaitu anjing
lari dibuat kakinya banyak sekali. Tokoh aliran ini adalah :
Umbrto Boccioni,
Carlo Carra, dll.
d. Absolutisme
Alira
absolutisme membuang sama sekali bentuk alam. Menurut faham aliran ini, seni
lukis haruslah secara murni merupakan kesatuan dari warna-warna, garis-garis,
dan bidang-bidang. Bentuk alam tiadalah tempatnya pada suatu lukisan.
Pelopor
aliran ini adalah Wassily Kadinsky. Ia adalah orang Rusia yang menetap di
Munchen pada tahun 1911.
e. Esensialisme
Menurut
faham aliran ini, yang esensial dalam keseimbangan kosmis adalah kesatuan dari
daya angkat yang menyebabkan semuanya berada di tempatnya masing-masing.
Keseimbangan kosmis adalah yang esensial dari semua yang ada. Pengungkapan yang
esensial ini adalah tujuan seni. Maka itu aliran ini dinamakan Esensialisme.
Pelopor
aliran ini adalah pelukis Belanda Piet Mondriaan (1872 – 1945) yang tinggal di
Paris.
f. Elementarisme
Istilah
Elementarisme ini diucapkan oleh Theo van Doesburg, seorang seniman Belanda
yang berpendirian bahwa dalam menciptakan hasil seni, jiwa haruslah dalam
keadaan sebebas-bebasnya.
Pada
karya-karya aliran ini tampak bidang-bidang diisi dengan garisi-garis miring
yang dimaksud sebagai gerak, mengesankan suatu kegiatan perjuangan..
g. Ekspresionisme
Aliran ini
berusaha mencurahkan jiwa atau perasaan seluruhnya pada waktu melukis untuk
menyatakan segala sesuatu yang dipiirkan maupun dirasakan pelukis terhadap
objeknya. Pengolahan bentuk dan warna dicurahkan secara cepat dan spontan,
sejujur-jujurnya menurut perasaan pelukis. Tokohnya adalah :
Vincent van
Gogh, Paul Gaguin, Ernast, dll.
h. Dadaisme
Aliran dada
merupakan isyarat nihilistis dari ailran yang berikutnya. Aliran ini lahir di
Zurich, tumbuh dalam suasana perang dunia I. sifatnya anti seni. Anti perasaan,
cenderung kepada kekerasan. Karyanya serba aneh. Misalnya lukisan “Monalisa”
yang diberi kumis. Tokohnya ialah Ruigi Russalo, Severini.
i. Surealisme
Kaum
surealisme berusaha membebaskan diri dari kontrol kesadaran, menghendaki
kebebasan besar sebebas orang bermimpi. Gerakannya sangat dipengaruhi oleh
ajaran-ajaran ilmu jiwa. Tokoh aliran ini ialah:
Salvador
Dali dan J. Miro
j. Neo Realisme
Pokok
lukisan selalu diambil dari hal-hal yang nyata dan biasa. Makin biasa makin
baik. Hal ini adalah suatu tantangan terhadap aliran yang diperindah, bersifat
poetis, sentimental, dan romantis.
Pelukis-pelukis
Neo-Realisme adalah Fermhout (1922), Schumacher (1894), Willink (1900), Pijke
Kock (1910), Raoul Hynckes (1893), Dick Ket (1902).
k. Neo Klasisme
Seni rupa
yang berkembang di Eropa, mula-mula lahir di Yunani kuno. Berpusat pada
homosentris. Dengan pelopornya Louis David.
Kesimpulan
Faktor utama , seni adalah sesuatu
yang abstrak, terutama seni murni. Akan tetapi seni modern yang dipelopori oleh
seniman-seniman Kubisme, dapatlah dilihat hasilnya yang positif, yaitu di
bidang seni pakai.
Sejak abad ke-20 ini seni rupa, terutama seni lukis, telah diberi batas tegas,
mana yang seni murni dan mana yang bukan. Dulu hal ini campur aduk saja,
sehingga orang selalu menemui kesulitan dalam menilai. Sejak adanya batas-batas
ini, terutama di bidang seni niaga yang erat sekali hubungannya dengan
perekonomian, para penilai tidak mendapat kesulitan lagi. Meskipun di satu
pihak mutu seninya sudah menjadi rendah daripada pihak yang lain, akan tetapi di
dalam fungsinya ia mencapai tujuannya.
Seni abstrak berpengaruh besar di bidang seni bangunan. Maka untuk mengimbangi
kemajuan yang pesat ini, seni pakai menjadi pelopor. Ia menerima unsur-unsur
Abstrak, gaya Kubisme dari bidang seni murni. Dan haslnya sedikit banyaknya,
meskipun secara tidak atau belum disadari, mendatangkan keuntungan juga bagi
seni murni. Tentulah untuk menguraikan tentang perkembangan seni Abstrak ini
memerlukan penulisan secara khusus. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa seni
Abstrak untuk permulaan dan hingga ke penghujung abad ini dapat diterima oleh
masyarakat ramai.
RESENSI
Pengertian Resensi :
Resensi /résénsi/ n menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku: Sedangkan kata "mengulas" v itu sendiri mempunyai arti memberkan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" n mempunyai arti kupasan,tafsiran,komentar:
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.
Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas
Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Langkah – langkah Membuat Resensi :
Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
Pengertian Resensi :
Resensi /résénsi/ n menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku: Sedangkan kata "mengulas" v itu sendiri mempunyai arti memberkan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" n mempunyai arti kupasan,tafsiran,komentar:
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.
Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas
Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Langkah – langkah Membuat Resensi :
Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi,mulai dari tema
buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku,siapa yang menerbitkan buku
itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format,
hingga harga.Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan
prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku
itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik,
pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.
Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan
bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut :
· Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang
satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
· Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan
kreativitas pemikirannya, bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan
diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
· Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan,
dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).
Sebelum menilai,
alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline)
resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan
merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan
sebelumnya.
Unsur-unsur yang harus dimuat dan harus Anda perhatikan dalam resensi
1. Judul resensi, bisa menggambarkan keseluruhan isi
buku.
2. Data buku atau identitas buku terdiri atas: judul
buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan, dan jumlah halaman.
3. Pendahuluan, dapat berisi perbandingan
dengan karya-karya sebelumnya, perbandingan dengan buku yang berisi masalah
sejenis, biografi pengarang, dan hal yang berhubungan dengan tema atau
berhubungan dengan isi.
4. Sinopsis atau ringkasan isi buku; untuk mengetahui
secara singkat tentang isi buku yang diresensi. Bisa juga dikutip bagian-bagian
penting yang dianggap menarik.
5. Ulasan singkat terhadap buku yang diresensi,
kekurangan dan kelebihannya, dapat dilihat dari segi: fisik buku, misal
penggunaan kertas, penjilidan, pengetikan;isi buku; penggunaan bahasa; dll.
6. Manfaat dan sasaran pembaca
buku.
Contoh Resensi
Judul
Buku
: Lukisan Abstrak
Penulis
: Basuki
Abdulah
Penerbit
: BINAR
PRESS
Tahun
terbit
: 2018, Mei
; cetakan ke-1
Jumalh Halaman
: 197 halaman
Proses evaluasi hasil karya
Evaluasi dirancang untuk
memberikan kepada orang yang dinilai dan orang yang menilai
atau manajer,informasi mengenai hasil karya. Secara umum bahwa tujuan
evaluasi hasil karya adalah untuk mencapai kesimpulan yang evaluatif atau yang
memberipertimbangan mengenai hasil karya dan untukmengembangkan karya lewat
program.
Secara khusus evaluasi hasil karya
dapat memberi dampak sebagai berikut :
1. Program evaluasi hasil karya yang
dirancang dan dilaksankan dengan baik dapat memiliki pengaruh motivasional
terhadap para bawahan, antara lain dapat merangsang peningkatan, mengembangkan
rasa tanggung jawab, dan menaikkan keterikatan kepada organisasi.
2. Meningkatkan pengertian
manajerial
3. Memberikan dasar bagi
perencanaan, pelatihan dan pengembangan.
4. Mengurangi pilih kasih dalam
mengambil keputusan manajerial yang penting.
Prosedur evaluasi hasil karya tradisional yang masih sering digunakan dalam suatu perusahaan,
antara lain sebagai
berikut :
1.Skala penilaian.
Teknik ini merupakan prosedur evaluasi hasil
karya yang tertuadan paling luas digunakan yang dalam praktiknya terdapa
tbeberapa bentuk. Penilai diberi sebuah formulir yang dicetak,satu formulir
bagi setiap bawahan yang harus dinilai. Isiformulir biasanya mengandung
sejumlah karakteristik hasilkarya yang harus dinilai.
2.Cerita deskriptif
Prosedur ini menuntut agar penilai (manajer)
mendeskripsikan pokok-pokok kekuatan dan kelemahan orang yang
dinilai.Sebenarnya metode ini hanya sedikit memberi kesempatanuntuk
membandingkan para bawahan yang dinilai mengenaidimensi karya spesifik
3.Daftar cek yang dibobot.
Prosedur ini terdiri atas
sejumlah pertanyaan yang menjelaskan beraneka macam dan tingkat perilaku bagi
suatu pekerjaan tertentu. Masing-masing pernyataan mempunyai bobot atau nilai
yang diberikan kepadanya. Penilaian mengevaluasi setiap bawahan dengan mengecek
pernyataan yang menjelaskan perilaku individual. Tanda cek danbobot yang sesuai
dijumlahkan bagi setiap bawahan.
4.Metode pengangkatan
Pada teknik ini, manajer
menggunakan prosedur urutan pangkat untuk menilai semua bawahannya.
Bawahan diberi pangkat menurut nilai relatif mereka bagi perusahaan mengenai
satu dimensi hasil karya atau lebih.
Diorganisasi khususnya perusahaan
besar yang berkembang di Amerika Serikat telah mengembangkan metode
evaluasi hasilkarya dengan lebih modern.
a.Metode penilaian yang berjangkar
padaperilaku.
b.Manajemen berdasarkan sasaran
Evaluasi merupakan salah
satu komponen system pembelajarn/pendidikan. Hal ini evaluasi berarti,
evealuasi merupakan kegiatan yang tak terelakan dalam setiap kegiatan/proses
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi
tentang seberapakah perolehan siswa/mahasiswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan
baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran.
Kelemahan
pokok pengukuran hasil belajar di lembaga pendidikan pada umumnya tidak
terletak pada bentuk dan tipe butir soal yang digunakan, tetapi terutama
terletak pada bentuk dan kemampuan guru/dosen/dosen untuk mengkonstruksi butir
soal dengan baik. Butir soal tipe apapun baik butir soal uraian maupun butir
soal objektif dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar bila butir soal
tersebut dikonstruksi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Gibson (Organisasi dan Manajemen Perilaku
Struktur Proses),Proses Evaluasi Hasil Karya Sekarang ini digunakan banyak
macam program evaluasi hasil karya. organisasi program evaluasi itu dirancang
untuk memberikan kepada orang yang dinilai (raicc) dan
orang yang menilai (rater) atau manajer,
informasi mengenai hasil karya.
Tetapi sebelum program
evaluasi hasil karya dipilih harus ada pengertian yang jelas di antara orang
yang menilai dan yang dinilai mengenai sasaran system. Dua tujuan dari hasil
evaluasi hasil karya yang dinyatakan secara luas adalah untuk mencapai
suatu kesimpulan yang evaluatif atau memberi pertimbangan mengenai hasil karya
dan untuk mengembangkan karya lewat program. Dua tujuan yang dinyatakan secara
luas ini diperbandingkandalam Tabel-1 . Perlu diperhatikan perbedaan
dalam orientasi waktu, sasaran, dan peranan dari orang yang dinilai dan
orang yang menilai.
KOMUNIKASI
KONSEP DASAR SENI
Konsep Dasar Pendidikan Seni di
Pendidikan Formal
Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya
dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan
pendidikan melalui seni.
Konsep
Pertama : Seni dalam Pendidikan
Pada awalnya dikemukakan oleh golongan esensialis yang mengganggap bahwa secara hakiki
materi seni penting diberikan kepada anak. Menurut konsep ini, keahlian seni
seperti melukis, menyanyi dan sebagainya perlu diajarkan kepada anak dalam
rangka pengembangan dan pelestariannya. Artinya seni harus diwariskan melalui
lembaga pendidikan termasuk pendidik. Konsekuensi ini tentunya menuntut
tenaga pendidik atau guru yang menguasai sepenuhnya dalam bidang
kesenian.
Konsep
Kedua : Pendidikan Melalui Seni
Konsep ini dipopulerkan oleh Herbert Read
dalam Education Truought Art. Berdasarkan pandangan ini, seni
dilihat sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan
tujuan seni itu sendiri. Konsep Pendidikan Melalui Seni inilah yang dianggap
paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakan di sekolah umum, khususnya
pada tingkat dasar dan prasekolah. Penerapan konsep Pendidikan Melalui Seni ini
akan menekankan pada “proses” daripada “ hasil”.
Seni digunakan dalam pembelajaran di sekolah
untuk mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan
keseimbangan rasional dan emosional. Pendidikan melalui seni pada hakekatnya
merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap peserta didik menemukan
pemenuhan dirinya (personal fulfillment) dalam hidup.
Idelanya pendidikan mengajarkan anak-anak bagaimana
menjadi merdeka ketika mereka berada dalam lingkungan yang terproteksi seperti
dirumah dan disekolah misanya. Pengalaman disekolah diharpkan dapat memberi
inspirasi yang berguna bagi mereka untuk melanjutkan pendidikannya hingga
menjadi orang dewasa. Tujuan pendidikan melalui program seni akan memilihara
prilaku tersebut sehingga menjadi lebih eensial membentuk kemandirian anak
sebagai pembelajar seuur hidup.
Aplikasi
Konsep Seni dalam Konsep Pendidikan Seni
Ada
dua cara pengkonsepsian seni, yaitu : Pengkonsepsian atas dasar karya seni dan
pengkonsepsian atas dasar modus seni. Cara pengkonsepsian seni yang berdasarkan
karya seni dalam perkembangannya di masyarkat menghasilkan
1. Seni sebagai keindahan
2. Seni sebagai hiburan
3. Seni sebagai media komunikasi
Sementara
itu seni atas dasar modus kreasi menghasilkan
1. Proses kreasi dengan modus
imitasi
2. Proses kreasi dengan modus
ekspresi
Seni
sebagai Keindahan
a. Konsep Seni : Seni sebagai keindahan
Defisini seni yang sering kita dengar, orang secara
umum juga tidak jarang yang masih mengatakan bahwa seni adalah segala keindahan
yang dicipakan manusia. Hal ini sejalan dengan kajian seni secara etimologis
bahwa kata seni dalam bahasa sanskerta disebut cilpa (kata sifat yang berarti
berwarna), dan kata jadiannya sucilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk
yang indah atau dihiasi dengan indah.
Hubungan seni dan keindahan sangat jelas,
terutama ditinjau dari sudut kebentukan karya seni itu. Seonggok sampah pun
jika ditata sedemikian rupa dan ditempatkan pada media atau ruang dengan
komposisi tertentu juga akan memerikan nilai estetis karya yang disajikan
tersebut.
Keindahan
itu apa? Jika kita mempersoalkan keindahan, The Liang Gie mengemukanan teori
keindahan yaitu teori keindahan subjektif dan teori keindahan objektif.
Teori keindahan subjektif adalah karya seni
rupa itu menimbulkan rasa puas, nikmat, kagum, dan indah menurut perasaan
seseorang. Hal ini akibat dari stimulus yang dipancarkan dari karya seni yang
merespon pengamat yang menyentuh perasaannya.
Menurut
teori keindahan subjektif, indah itu terletak pada diri yang melihat.
Sementara
Teori keindahan Objektif memandang bahwa keindahan sebgai suatu kesan yang
terdapat pada benda-benda atau karya seni rupa dengan ciri-ciri, kualitas, dan
sifat keindahan yang dihasilkan dari suatu kesaatuan unsur seni yang tampak
pada benda tersebut.
b. Konsep Pembelajaran Seni: seni Sebagai Keindahan.
Pada dasarnya proses pembelajaran Pendidikan
Seni (istilah sekarang Pendidikan Seni Budaya) merupakan proses untuk
menmbah pengalaman sisa terghada[p pengalaman estetik. Melalui kegiatan
belajar, para siswa dapat melakukan pengamataan secara seksama. terhadpa objek
yang diamati berdarkan minat dan kesukaanya. Objek yang diamati sangatlah
beragam mulai dari benda-benda disekitar sekolah sampai benda-benda yang berada
di rumahnya. Proses kegiatan pembelajaran dalam membina siswa untuk menguasai
seni dan keindahan dapat dimulai dengan melakukan pengamatan langsung terhadap
keindahan alam disekitar. Dari benda-benda yang diamatinya, mereka diarahkan
untuk memilih objek yang memiliki cita rasa keindahan berdasrkan pengalamnnya.,
kemudian dari benda-tersebut pada siswa diajak secar langsung untuk memproduksi
karya seni dari benda-benda tersebut menjadi karya seni.
Pengalam dalm proses kreasi melalui pemanfaatan
alam memberi manfaat untuk meningkatkan kemampuan teknis siswa dalamberkarya.
Selain itu mereka juga secar tidak langsung akan merasa dilatih untuk mencintai
lingkungan seta mengetahui cara pemanfaatannya.
Jenis-jeins
kegiatan untuk melatih kepekaan rasa keindahan akan rasa keindahan dari
pemanfaatan alam di antaranya :
1. Membuat karya mozaik dan kolase
dari bahan biji-bijian, batu-batuan dan benda lain yang ada di alam sekitar
siswa.
2. merancang ornamen hias
nusantara untuk menghiasi benda tiga dimensi.
3. Membuat benda hias interior
seperti keramik, anyam, tenun, makrame, relief, ukiran dan sebagainya.
Seni
sebagai Hiburan
Pada
umumnya orang cenderung menyukai akan kesenangan. Salah satu aspek dalam kehidupan
kita yang memiliki sifat menyenangkan adalah bidang kesenian. Dalam konsep
pembelajaran seni sebagai hiburan pelaksanaan seni budaya dalam kontek
pendidikan formal berfungsi sebagai penyeimbang antara pembinaan potensi
logika, etika dan estetika.
Sudah sewajarnya pelakanaan pendidikan seni
diupayakan untuk menciptkan kondisi yang menyenangkan sehingga memberikan
pengalaman hiburan.Suasana ini akan memberikan dampak positif terhadap
perkembangan siswa ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam praktek
pembelajran seni sebagai media hiburanini, sebaiknya guru mempertimbangkan
1. Topik yang akan disajikan dalam
proses pembelajaran dupayakan dipilih berdasarkan mintat dan kesenangan anak
dan jenis kelamin
2. Berikan siswa untuk memilih
objek yang menyenangkan untuk disajikan materi bahan ajar.
3. Berikan kesempatan siswa untuk
terlibat langsung dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun
kelompok.
4. ciptakan suasana yang harmonis
melalui kegaitan kerjasama/kerjakelompok melalui menyelenggarakan pameran atau
pertunjukan.
5. Berikan kesempatan anak untuk
ikut merasakan manfaat secara langsung dari proses pembelajaran sehingga
kegiataan pembelajaran yang dilakukan memberi manfaat kepada perkembangan
dirinya.
6. Berikan kesempatan kepada anak
untuk mengkomunikasikan pengalaman yang menyenangkan atau mengesankan baik
secara lisan maupun tulisan.
Seni
Sebagai Media Komunikasi
Salah satu hasil karya seni rupa yang sering
kita jumpai dalam kegiatan komunikasi adalah poster. Media ini dirancang dengan
tujuan untuk mempengaruhi masyarakat yang melihat harya tersebut. Poster pada
umumnya digunakan sebagai media penyampaian pesan pendidikan, agama, sosial dan
sebagainya.
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa seni adalah
perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga
dapat menggerakan jiwa perasaan manusia yang lain, yang menikmati karya seni
tersebut.
Konsep pendidikan seni seni sebagai media
komunikasi mengandung maksud bahwa melalui proses pembelajaran seni, siswa
dilatih untuk menggunakan seni ini sebagai media penyampaian pesan. Dalam
kehidupan anak-anak, goresan atau jejak gambar anak-anak memiliki ungkapan
komunnikasi.
Jenis-jenis
kegiatan pembelajran untuk memfungsikan seni sebagai media komunikasi di
antaranya:
a. Merancang dan membuat poster
baik poster sosial maupun komersial
b. Belajar menggambar karakter
anatomi manusia baik secara realistis maupun secara kartunis. Pengalaman ini
akanmemekali mereka untuk mampau menggambarkan suasana kejiwaaan manusia yang
menjadi objek gambarnya.
c. Memperlajari tipografi dan
karakter huruf dalam proses perancangan dan pembuatan poster, spanduk, leafet,
kartu undangan, kartu hari raya, dan sebagainya. Melalui kegiatan ini akan
memiliki kompetensi pemilihan dan penataan unsur visual sebagai alat untuk
komunikasi.
d. Mengetahui dan mengenal
psikologis warna-warna. Melalui kegiatn ini mereka akan mamapu mempertimbangkan
pemilihan dan penataan warna yang tepat berdasarkan tujuan dan
sasarannya.
Seni
Sebagai Imitasi.
Konsep seni, seni sebagai imitasi maksudnya
bahwa perkembangan seni merupakan bentuk tiruan yang ada di alam. Manusia
berusaha meniru semirip mungkin. Namun dalam perkembangan berikutnya anggapan
ini mengalami perubahan. Seniman menggambarkan fenomena alam ini tidak lagi
menggambarkan sesuatu yang mirip, namun sudah ada upaya perubahan, misalnya
dengan deformasi, abstraksi dan stilasi.
Konsep seni sebagai imitasi dalam Konsep
Pendidikan Seni ini maksudnya kegiatan meniru merupakan potensi natural yang
dimiliki oleh setiap orang, termasuk peserta didik. Kebiasaan ini memberikan
manfaat kepada siswa untuk melakukan pengulangan prilaku dalam merespon suatu
objek
MENGEMBANGKAN
KARYA SENI
BEREKSPRESI
DENGAN MENGEMBANGKAN KARYA SENI RUPA NUSANTARA
A. Memilih Unsur Seni Rupa Nusantara Untuk
Dikembangkan Menjadi Karya Seni Rupa Murni
1. Bahan Seni Rupa Nusantara
Seni rupa nusantara tidak hanya memiliki keragaman corak, tetapi juga
memiliki keragaman bahan, yang digunakan. Keragaman bahan ini dapat berpengaruh
terhadap teknik yang digunakan.
Nusantara memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan alam tersebut
dapat dimanfaatkan dalam berkarya seni rupa. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila terdapat keragaman dalam bahan yang digunakan untuk karya
seni rupa. Contohnya, bahan yang digunakan dalam seni lukis tidak hanya satu
jenis, tetapi bermacam-macam, seperti cat air, cat kayu, pensil warna, krayon,
konte atau pastel. Selain itu, medianya pun tidak hanya satu jenis, tetapi
dapat menggunakan kertas, kain ataupun kaca.
2. Teknik Seni Rupa Nusantara
Keragaman bahan yang digunakan mengakibatkan munculnya berbagai teknik
dalam berkarya seni rupa di nusantara. Berikut ini beberapa teknik yang
digunakan untuk berkarya seni rupa di nusantara.
a. Teknik ukir/ teknik pahat merupakan teknik
berkarya seni rupa dengan cara membentuk dan mengurangi bahan yang diukir
dengan menggunakan peralatan ukir yaitu tatah ukir.
b. Teknik lukis merupakan teknik berkarya seni rupa
dengan cara melukis, yaitu membuat gambar dengan menggunakan pensil, pulpen,
kuas, dan sebagainya.
c. Teknik tenun merupakan teknik pembuatan kain
tenun dengan cara menganyam. Teknik tenun hampir sama dengan teknik menganyam.
d. Teknik membentuk yaitu membuat karya seni rupa dengan
media tanah liat. Pembuatan dengan teknik membentuk adalah dengan cara
menbentuk tanah liat tersebut menjadi bentuk yang diinginkan.
e. Teknik cor merupakan pembuatan karya seni rupa
dengan menggunakan cetakan atau di cor. Bahan terlebih dahulu dibuat adonan, kemudian
dicor dan dituang kedalam cetakan.
f. Teknik anyam merupakan teknik membuat karya
seni rupa dengan menganyam. Teknik anyam tidak menggunakan alat tetapi
mengandalkan keterampilan tangan.
g. Teknik batik merupakan teknik memberi hiasan atau
motif pada kain dengan cara memberi gambar dengan lilin panas atau malam. Alat
yang digunakan adalah canting.
3. Unsur-Unsur Dalam Seni Rupa
a. Titik (awal dan akhir dari sebuah baris)
b. Garis (kumpulan dari titik)
Garis
lurus
Garis
lengkung
c. Bidang (pertemuan antara
ruang)
d. Bayang-bayang
Bayang-bayang
sendiri
Bayang-bayang
langkah
Gelap terang bisa dihasilkan dari warna dan arsiran. Gelap terang
disebut dengan helptoon.
e. Baris
f. Warna
Primer;
merah, kuning, biru
Sekunder;
ungu, oranye
Tertier;
coklat, abu-abu, youker (kuning tana), hitam
Warna terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :
Warna
romantic; biru,biru tua, biru kehijauan, merah, merah kehitaman.
Warna
dingin (Kesan); biru, hijau.
Warna
panas; merah kuning.
Warna
hangat; ungu, oranye.
Dalam setiap warna, memiliki arti tersendiri atau makna filosofi. Jika warna
putih dicampur abu-abu disebut dengan TIN. Sedangkan warna dicampur dengan
abu-abu disebut SHADE.
4. Gaya
Seni Rupa
a. Modern : surealis, naturalis
b. Klasik : Borobudur,
Temporer, Prambanan
c. Primitive : sederhana
5. Kaidah
Seni Rupa
a. Proporsi (Perbandingan)
yaitu unsure kesebandingan ideal yang dapat dicerap oleh persepsi pengamat
sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek gambar.
b. Tekstur (nilai rabaan)
Kasar
Halus
Sedang
Dalam tekstur juga ada macam-macam lainnya :
Semu
nyata
c. Komposisi adalah perbandingan objek benda dengan
bidang gambar. Bidang gambar adalah tempat menggambar. Bidang gambar contohnya
buku gambar, kaca, tembok.
d. Balance (Keseimbangan) yaitu pengaturan unsure-unsur
seni yang dapat menciptakan suatu perbandingan dan intensitas sebanding yang
bertitik pusat pada suatu tempat sehingga terdapat keseimbangan dari
unsure-unsur yang digunakan.
e. Unity (kesatuan) merupakan unsure-unsuer seni
yang dimanfaatkandalam suatu karya, terkait dalam kaidah-kaidah yang
menimbulkan suatu ketergantungan.
f. Rytme (Irama) adalah pengulangan
unsure-unsur secara konstan (teratur, continue, rutinitas) dan terjadinya suatu
proses perubahan atau perpindahan unsure-unsur yang tidak begitu jelas.
g. Point of Interes (pusat perhatian) secara
menyeluruh dan keutuhan karya terdapat unsure seni yang sengaja diperkuat
intensitasnya dan memberikan suatu unsure pusat perhatian yang dapat
mendominasi dari unsure keseluruhan dan tidak mengganggu kesempurnaan.
h. Harmoni (keselarasan) dan tidak saling tenggelam
dan menonjol.
B. Berkreasi Seni Rupa Murni Yang
Dikembangkan Dari Unsur Seni Rupa Nusantara
1. Melukis
Kegiatan melukis adalah kegiatan paling popular dalam seni rupa, melebihi
kegiatan seni rupa lainnya. Namun demikian, sering kali orang merasa tidak
mampu atau tidak memiliki bakat untuk melukis. Seni lukis adalah suatu kegiatan
untuk menuangkan ide-ide atau gagasan/ membubuhkan cat diatas bidang datar yang
divisualisasi dengan seni rupa dan kaidah-kaidah seni rupa.
6. Mengenal bahan dan teknik
Latihan mengenal bahan dan teknik dapat kita lakukan bersama-sama karena
bahan, alat, dan teknik sebenarnya dapat dipisahkan. Ada beberapa macam teknik
dalam melukis, diantaranya;
Linear
(menggunakan jari)
Plakat/Ofaque
(menggunakan cat poster)
Pointilis
(dengan titik)
Blok
Aquares
(dengan cat air)
Gusel
(dengan cara digosok dengan tangan dan bahan yang dibutuhkan pensil
2B-6B)
7. Gaya Melukis
Realisme
Karya
seni yang diciptakan manusia merupakan manifestasi ungkapan perasaan/emosi
manusia. Penciptaan karya seni dihubungkan dengan karakter kejiwaan manusia
seperi perasaan suka, senang, ceria, sedih, sakit, duka cita, dan
sebagainya.
Sedangkan
Seni sebagai ekspresi dalam konsep pendidikan seni merupakan pendidikan seni
rupa dalam pendidikan sebagai penghalus rasa dan pendidikan emosi. Dalam
berkarya seni, emosi disalurkan ke dalam wujud yang memiliki nilai ekspresi
komunikasi. Kegiatan penguasaan dan penyaluran ekspresi tadi akan berjlan
dengan baik jika proses ekspresi sering dilakukan.
Betapa
pentingnya seni sebagai hasil cipta manusia, yang sewajarnya harus terus
diajarkan di dalam pendidikan formal. Baik dari tingkat Taman kanak-kanak
sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran seni di sekolah atau madrasah jangan
dianggap pelajaran pelengkap. Tentu ini menjadi tugas lembaga pendidikan dan
para pengajar tentunya.
maturnuwun artikel modul tinjauan seni, semoga dapat dijadikan bahan referensi dan literasi dalam proses pembelajaran
ReplyDeletesama sama, itu pun saya mengambil dari banyak referensi dan belum sempurna. Karena mapel tinjauan seni masih belum ada bukunya.
DeleteTerimakasih atas modulnya, bisa jadi referensi saat mengajar. Saya ijin menggunakan mudul untuk bahan ajar tinjauan seni.
ReplyDeletesilahkan
Deletesangat bermanfaat sekali, terimakasih
ReplyDeleteMantap...terus berkarya terima kasih sudah memberikan ilmu yang bermanfaat.
ReplyDelete